Tuesday, December 3, 2013

Dekapmu terlalu kuat




        Masih banyak orang tua yang menganggap hidup anak-anaknya berada dalam pelukanya. Terkadang pelukanya begitu sesak, terkadang dekapanya terlalu kuat. Masih banyak orang tua yang menganggap hidup anaknya adalah hidupnya oleh sebab itu semua-semuanya harus diketahuinya, semua-semuanya harus diikutinya.

        Ada juga orang tua yang menginginkan hidup anaknya lebih baik dari dirinya maka generilisasi dilakukan, demi cita-cita mulia, membuat hidup anaknya bahagia.Masih ada beberapa orang bercerita bahwa pilihan hidupnya menjadi pilihan orang tuanya. Masih ada beberapa kisah bahwa pendamping hidupnya juga sangat bergantung dengan syarat-syarat yang diajukan oleh orang tuanya.

       Wahai orang tua, dirimu adalah sosok yang sangat ambigu. Aku melihat begitu banyak cinta kasih baik yang tersirat maupun tidak. Aku tahu sampai kapanpun dirimu selalu menyimpan cinta. Tetapi disatu sisi dirimu justru menikam, Engkau makhluk yang dapat membelai dengan suka cita hingga sebagian orang tidak bisa bergerak kemana-mana. Kontruksi tumbuh begitu kuat bak aliran darah yang mengalir dari ujung rambut kepala hingga ke ujung kuku kaki. Restu darimu menjadi kunci dari pintu kehidupan, tetapi tak jarang kau memberi kunci pintu-pintu yang sudah bergembok. Restumu bagaikan fatwa terlepas salah atau benar selalu membuat orang tidak nyaman. Melanggarmu bak melanggar tuhan. 

        Sungguh memilukan mempunyai nilai yang bertentangan dengan dirimu. Bertengkar dan menjadi beda dari apa yang selama ini kau ajarkan merupakan mimpi buruk yang selama ini takut untuk aku bayangkan. Wahai orang tua aku tahu bahwa tidak ada anak yang ingin menjadi maling kundang, rasanya melihat begitu banyak pengorbanan yang diberikan, kata terimakasih meskipun diucapkan sebanyak daun yang berguguran tidak akan pernah cukup. Kali ini aku memohon pertolongan, jangan kau renggut hidupku demi menghilangkan kekhawatiranmu. Bagaimanapun aku tidak ingin ada yang menjadi durhaka baik itu anak maupun orang tua. Kita bekerjasama menyonsong kesalahan untuk diperbaiki bersam-sama, menemukanya kembali dan memperbaikinya lagi sampai lelah, sampai menemukan kebahagiaan syukur-syukur kebenaran. Dan bahagiaku bukan cuma uang.




No comments:

Post a Comment