Wednesday, March 9, 2016

Yang patah katanya tumbuh

Lirik lagu yang membuat saya senyam senyum berharap-harap. Yang patah tumbuh Yang hilang berganti Yang hancur lebur akan terobati Yang terus berulang suatu saat mati Yang pernah jatuh akan berdiri lagi

Kalau hati..

Kalau hati sudah tergores, Diam datang menjadi bahasa dan akhirnya ketidakpedulian menjadi pasti.

Sunday, February 22, 2015

kepala mendongak tegak

Kalo pernah tinggal jauh Dari rumah rutinitas pulang kampung tidak menjadi hal yang sederhana. Setiap pulang memori yang sudah-sudah diingatkan kembali. Rutinitas bukan sekedar tempat jiwa kembali ke haluanya, ikatan emosi,kenangan, kebiasaan dan kasih sayang campur baur menjadi satu. Setiap kali saya merasa pulang saya selalu mencatatnya dan hal tersebut kembali lagi terulang saat ini. Keluarga mungkin benteng pertama yang membuat seseorang belajar sekaligus merasa tenang.Dalam keluarga kesalahan sama sekali tidak dibatasi tetapi siapa yang tega melihat orang-orang yang disayanginya kecewa?. Buat sebagian orang yang keluarganya berfungsi dengan baik, membuat diri mereka tidak peduli lagi dengan kerisauan, hingar bingar kehidupan yang katanya keras. Keluarga memang menjadi penyeimbang dari rutinitas yang moodnya sangat susah diprediksi. Ibarat pelukan ibu, rumah selalu menyediakan tanganya untuk menenangkan anak-anaknya yang risau. Pelukan hanya sekedarbpelukan dan mungkin hanya itu yang dimilikinya. Namun ketulusan serta kesetiaanya tidak ada yang bisa menandingi. Kadang rumah juga membuat kesal. Kadang tidak semua orang beruntung memiliki keluarga yang berfungsi. Tapi jangan risau, bukanya pengalaman itu srbaik baiknya guru? Maka tidak ada salahnya bermimpi menciptakan sebaik baiknya keluarga. Membuat keluarga yang menjadi benteng untuk anggotanya, benteng yang memproduksi kasih sayang bukan barang, cinta kasih, kejujuran, sikap dan ketenangan. Kalau anak sudah tenang, merasa memiliki pundak untuk bersandar tidak ada lagi kerisauan, arus menyimpang yang mengerikan tidak membuatnya tertarik, bahagianya sudah ada didalam rumah. Kenapa harus cari bahagia ditempat lain?

Friday, December 19, 2014

Itu dulu, kalau sekarang semua orang suka jalan-jalan.



Zaman saya menemukan blog mengenai traveling yaitu tahun 2009. Pada saat itu saya menemukan hifatlobrain, blog yang berisi tentang pengalaman berjalan-jalan yang sangat menarik. Misi mereka adalah untuk menyebarkan virus kepaa masyarakat untuk gemar berjalan-jalan. Pada tahun itu saya melihat bahwa hifatlobrain bagaikan harta karun karena pada saat itu jalan-jalan belum menemukan  rimbanya seperti saat ini.
Dahulu, berjalan-jalan menurut saya  adalah sebuah kesempatan yang sangat mewah, tidak semua orang bisa menikmati jalan-jalan dengan kacamata sebagai orang yang memilih unuk menikmati hidupnya dengan cara itu. Belum banyak superhero seperti dina dua ransel, ayos purwoadji, trinity, bondan winarno dan pahlawan-pahlawan yang suka jalan-jalan lainya.
Saya bukan termasuk orang yang tanggap terhadap perkembangan gaya hidup termasuk didalamnya perkembangan gadget. Saya telat sekali menggunakan android dan smartphone, tapi saya tahu bahwa ada satu media sosial yang bisa menjembatani kebiasaan jalan-jalan dan makan yaitu instagram. Salah satu yang saya selsalkan mengapa saya terlambat menggunakan android, tapi ya tidak apalah.
Pertama kali saya membuat ig dan membuka profile teman-teman saya, saya takjub. Betapa orang-orang yang ada disekeliling saya sangat jago mendeskripsikan tentang momen yang dirasakan, betapa lihai mereka mengambil gambar dari momen-momen yang mereka jalani. Hari-hari berjalan, kecanduan saya terhadap ig semakin haeri semakin bertambah, setiap hari saya mempunyai motivasi untuk berjalan ke suatu tempat, supaya saya bisa membagikan momen saya dan mengambil gambar yang cantik.Saat ini banyak kritikus yang prihatin terhadap beberapa tantanan sosial yang berganti, ya namanya juga zaman pasti ada perubahan. Yaa namanya kritikus kalau tidak mengkritik lalau kerjanya apa. Namun memang saat ini masyarakat yang disekitar saya sebelum makan bukan brdoa tetapi photo-photo dulu. Tiak salah.. toh manusia yang berada jauh diseberang sana bisa ikut menikmati walaupun hanya dengan gambar. Memang teknologi membuat semua batas dan perbedaan waktu menjadi kabur dan bias.
Sekarang semua orang menyebut rutinitas makan diluar dengan wisata kuliner, menyebut kegiatan mengunjungi suatu tempat dengan istilah, travelling, touring, backpakeran dan istilah-istilah masa kini lainya. Sepertinya manusia saat ini sedang mereflesikan kembali bahwa disekitar sungguh ada banyak keindahan yang perlu disyukuri. Sungguh menyenangkan, sepertinya hifatlobrain berhasil menyebar racun untuk mengajak orang berjalan-jalan. Setiap saya buka ig pasti ada saja foto berlatarkan pantai, foto dengan latar pegunungan, foto dengan makanan-makanan yang aneh-aneh.Suatu saat saya melihat ig teman saya. Sepertinya dia memilih untuk menghabiskan sebagian hidupnya untuk berjalan-jalan, banyak saya lihat foto-foto miliknya didominasi dengan laut, pantai, berbagai gunung dan beberapa kesenangan lainya dan hal tersebut tidak hanya terjadi pada satu orang saja, ada banayak. Saya bersyukur, saat ini banyak orang yang sudah melek jalan-jalan semoga hal itu bisa memberantas kekolotan yang selama ini juga tumbuh pesat berkembang. Sambil bersyukur tetapi saya bertanya, lalu apa? Setelah jalan-jalan berdecak kagum dengan keindahan alam, lalu apa? Saya melihat semuanya jadi sama, jadi seragam.
Sesungguhnya sungguh tidak adil jika saya mengenaralisir bahwa yang sama itu salah, yang seragam itu ngga kreatif dan apalah itu. Keraguan saya diajawab oleh teman saya sendiri lagi, ketika saya melihat masih ada orang yang menyajikan gambar selain restoran, laut dan gunung. Ada teman saya yang bisa melihat keindahan dari senyum seorang anak kecil yang tidak ia kenal. Ada keindahan dibalik keriuhan kota jakarta, ada kesejukan dibalik kesederhanaan petani dan sawah hijaunya. Saya bersyukur ada seseorang yang membuktikan bahwa dugaan saya salah. Dugaan kalau saya dan orang-orang yang ada disekitar saya latah. Latah jalan-jalan, melihat kegiatan tersebut keren dan menyenangkan lalu memproduksi kegiatan itu dengan bermodalkan “terlihat keren”. Masih ada teman saya yang bisa melihat keindahan dari kesederhanaan, kesedehanaan yang luput dari budaya yang menyeragam.
        Semoga saya dan semakin banyak lagi orang diluar sana..

Memproduksi secara utuh, jalan-jalan sebagai pembebasan diri, membuka cakrawala dan belajar bahwa diri kita ini bukan siapa-siapa, bahwa kita belum tahu apa. Tetapi jangan nilai keren dan simbol-simbol yan terlihatnya saja yang diproduksi. Saya juga mau jalan-jalan. Semoga makna-makna yang ada diluar sana ikut dikunjungi, ikut dicari. Agar seseorang memiliki alasan dalam kepergianya dan mendapatkan sesuatu ketika dia pulang, benar-benar sesuatu, esuatu yang mengajak untuk mencari makna lainya.

Friday, November 21, 2014

Baik-baik

Tidak ada yang akan tau bagaimana esok bukan?
Makanya jangan janji...
Coba dijalani sembari dibuktikan apa yang menjadi niatan.
Mulut manusia itu tempat yang paling kotor, ngomong bisa dibelak belok, bisa dirubah kesana kemari. Logika suka dijadikan dalih untuk pembenaran. Pada akhirnya kepentingan jadi tujuan.
Tetapi ada, manusia yang bekerja tak butuh janji, tak butuh orang lain tahu, tak butuh pahala atau dosa.

Yaa kalo mau melakukan yaa lakukan saja ngga usah dipikir ini itunya, untung ruginya. Mbok sekali- sekali mengalir... semoga jadi tau apa itu ikhlas, Biar tulus bukan hanya jadi penyanyi, tapi banyak beredar dalam kehidupan sehari hari.



Sleman, setelah nendengar temen yang galau masalah cinte dan nikah.


Wednesday, November 5, 2014

Better Hope

I want to Travel
I want to learn
I want to talk like a kid (who ask and tell everything)
I want somebody who can tell and talk everything (until morning)
I want some inspiration
I want passion
I want ballance
I want moment
I want meaning
I want quiet

I will reach it even with by my self...

Saturday, October 11, 2014

Silahkan mencari hidupmu

kadang saya berpikir betapa hidup menjadi sederhana, menjadi ibu punya anak dan bahagia melihat segala hiruk pikuk perkembangan anak. setiap pagi menyiapkan makan untuk keluarga sore menunggu suami pulang dan siap menjadi tempat berbagi keresahan dan tenang didalamnya.

tetapi sepertinya tenang tidak begitu saja muncul. Keberadanya sangat tidak teridentifikasi ada saja faktor yang merusak kehadiranya. tenang katanya segala yang seimbang dan untuk mencapai yang seimbang bukan perkara sepele. seseorang harus jungkir balik untuk menemukanya.


saya pikir tenang juga bergantung pada siapa kita memilih untuk menghabiskan hidup, orang seperti apa yang menjadi pilihan untuk mengarungi perjalanan itu. cocok bukan soal selera. orang yang bisa saling memberikan ketenangan sudah pasti cocok. terberkati orang-orang yang dikelilingi oleh lingkaran yang membangun, karena kita bisa hidup sampai saat ini adalah bentuk dari lingkungan,
 terberkati juga siapa yang memiliki penyeimbang, seakan tidak takut bilapun harus dunia kiamat.

carilah ketenang entah itu dari seseorang, kakak, sahabat, orang tua atau orang yang baru dikenal. jauhkan siapa-siapa yang hanya membuatmu semakin kerdil, jauhkan karena waktu terlalu berharga untuk coba-coba, untuk main-main. masih banyak hal penting yang harus dihiraukan daripada berkutat pada hal-hal yang merusak.

kenapa sikap itu sangat penting, karena dunia itu sangat bermacam-macam kalo saja sikap tidak punya berarti bersiap untuk terombang ambing dan tidak ada yang bertanggung jawab akan hal itu.

PS:I was like a mother who writes a message to her child .. im really upset.

Friday, August 1, 2014

Lagi Hidup

Semakin dijalani semakin tahu bahwa saya sebenernya masih belum banyak tahu.
Keseimbangan memang segalanya dan barangkali keseimbangan itu sendiri adalah tujuan dari hidup.
saya mau banyak belajar, dari mana saja dari siapa saja, Yang saya tahu hanya ketidaktahuan.

Hari ini adalah hari Jum'at, hari yang sakral dalam agama saya. Biasanya para laki-laki menjalankan ibadah sholat Jum'at yang didalamnya selalu ada ceramah jum'at. Sayup-sayup terdengar suara khatib membacakan ceramahnya, satu masjid bertumpuk dengan masjid lainya, menggelora dari suaranya, menabuh penuh semangat.  Hari ini saya dapat kutipan menarik, hasil dari jelajah blog dan media sosial yang tidak tentu arah. Dari satu orang loncat ke satu lainya.Mungkin ini bisa dikatan sebagai khutbah jumat bagi saya, sebuah tulisan yang menceritakan tentang perjalanan kembali ke fitrah. Seperti biasa.. ada beberapa kutipan mnarik yang membuat hari jumat sederhana saya kali ini sedikit bermakna.

"Sejauh ini saya masih merasa bahwa hidup di dunia materi ini hanya sekali saja. Dan selama kita terjebak di sini berarti kita harus sadar dulu bahwa ini bukanlah dunia yang semestinya. Kita juga harus sadar dulu bahwa kita perlu sadar".

" Memberi manfaat tak harus selalu dengan materi dan pengetahuan, dengan membagi mood, berserah/apa adanya dan terus bersyukur dalam hati juga termasuk memberi manfaat. Alam beserta isinya tercipta apa adanya dan dalam kondisi sebaik2nya".

Tuesday, July 22, 2014

Yang Manusia

Tubuh
Payudara
Penis
Vagina
Molek
Gagah
Bahenol
Macho
Montok
Manusia lebih dari itu..
Manusia melampauinya..
Kamu siapa?
Manusia atau hewan?

Tuesday, July 15, 2014

Abstain

Di simpang jalan itu seorang pematung ulung terpesona pada pohon nangka besar berdaun rimbun. Berdiri kokoh di pinggir jalan, betapapun anggun, pohon itu sering luput dari perhatian orang-orang yang lalu lalang.
“Bagus sekali batangnya,” pikir si pematung. “Jika kupahat jadi patung, orang tak hanya memperhatikan tapi juga bisa memanfaatkanya sebagai tanda.”
Si Pematung pun bekerja. Ia potong seluruh cabang dan ranting, ia sisihkan bagian pokok setinggi orang dewasa. Lalu ia pahat pokok itu sampai terciptalah sebentuk tubuh. Perempuan telanjang. “siapapun yang lewat tak akan menyia-nyiakan lagi keindahan ini, “ kata si pematung sambil beranjak pergi.
Benar, Hampir semua orang yang datang dari ketiga arah menyempatkan diri berhenti sejenak untuk memandang kagum patung kayu itu. Tak terkecuali seorang pelukis yang sedang mencari pemandangan indah untuk dia pindahkan keatas kanvas.
“halus sekali patung ini,” Pelukis itu lantas menyapu seluruh permukaan kayu dengan warna kuning langsat dan menambahkan cat yang sesuai pada beberapa bagian tubuh. “kini ia lebih menyerupai manusia,” gumamnya sebelum melanjutkan perjalanan.
Beberapa orang sampai terkecoh. Mereka kaget, kok ada perempuan telanjang di pinggir pertigaan. Itu melanggar norma susila. Setelah dilihat lebih seksama, mereka sadar itu bukan manusia. Tapi, “Mirip sekali, “ puji mereka. Seorang pengrajin satu dari yang terkecoh itu, lantas membebatkan Kemben pada dada dan membalutkan jarit  dari pinggang sampai betisnya. Patung itu jadi lebih tampak seperti perempuan dalam kewajaran. Makin dikagumi oleh siapa saja yang melihatnya.

***
Syahdan, pada suatu malam bulan purnama ada Dewa dari Khayangan sedang terbang rendah diwilayah itu. Ia pun terperanjat menyaksikan perempuan cantik berdiri seorang diri di malam sunyi. Dengan dada berdebar ia mendekat dan, “Ah, sialan, tertipu aku!” Pikirnya, jika ia bisa terkelabuhi, tentu banyak manusia dungu yang menganggap patung itu perempuan sungguhan. “kasihan patung ini. Ia tak bersalah, tetapi orang yang terkecoh akan memaki, meski akhirnya memuji.” Lantas muncul gagasan isengnya. Tepat pada tengah malam, ia tiupkan ruh ketubuh kayu itu
Esoknya, gegerlah seluruh desa. Orang-orang ramai membicarakan seorang perempuan tak dikenal yang duduk bersimpuh dan tersedu di pinggir pertigaan. Kabarnya beberapa orang telah bertanya: siapa namanya, dari mana asalnya: namun semua pertanyaan hanya ditanggapi dengan gelengan dan sedu-sedan. Warta tentang perempuan cantik tapi aneh itu pun segera menjalar sampai kemana-mana. Sampai pula ke telinga Si Pematung, Si Pelukis dan Si Pembatik
Karena penasaran ketiga seniman itu pun datang ke pertigaan tempat mereka dulu mendapati patung kayu. Mereka menyeruak di antara kerumunan orang. Begitu melihat perempuan dihadapanya, Si Pematung berkata, “Ia adalah jelmaan patung yang semula berdiri di sini.” tak sulit menyakinkan massa, sebab faktanya: patung yang dulu mereka kagumi kini tak ada, lalu mendadak ada seorang perempuan asing yang tak tahu nama dan asal usulnya. Banyak orang yang pernah melihat patung di tempat itu menyatakan persetujuan. “Benar, paras dan pakainya mirip dengan patung yang dulu.”
Orang-orang pun bertanya: siapa yang berhak mengambil perempuan itu sebagai keluarga? “Si Pematunglah yang berhak, karena ia yang mengubah batang nangka menjadi patung perempuan.” Di depan khalayak Si Pematung mengumumkan niatnya, akan menjadikan perempuan itu sebagai istri dan berjanji akan setia sampai mati.
Tapi terdengar suara lain, “mestinya yang lebih berhak itu adalah pelukis, karena dialah yang menjadikan patung itu benar-benar mirip manusia.” Penuh semangat Si pelukis pun berjanji akan menikahinya dan menjamin kesejahteraan hidupnya.
Segera terujar pendapat yang beda, “memang benar Si pematung dan Si pelukis menjadikan pokok nangka itu mirip manusia, tapi mereka membiarkanya telanjang. Maka yang paling pantas menjadi suami perempuan itu adalah si Pembatik, karena dialah yang menjaga kehormatanya.” Merasa mendapat angin, Si pembatik tak menyiakan kesempatan. “sebelum kuberi kain batik, ia hanyalah patung berbentuk manusia tak beradab,” katanya. Dan ia berjanji akan menjadikan perempuan itu istri solehah yang berbahagia dunia-akhirat.
Ada juga pendapat bahwa yang paling berhak adalah Dewa yang memberinya nyawa. Ketiga seniman itu dinilai telah meninggalakan karya mereka, sampai sang Dewa menghidupkanya menjadi manusia, Tapi pendapat ini tak mendapat dukungan, sebab Dewa hanya patut disembah dan mustahil menikah dengan manusia. Akhirnya, orang-orang sepakat bertanya kepada si Perempuan, memberikan kebebasan padanya untuk menentukan pilihan.
***
Dalam versi aseli cerita ini, bagian dari Serat Anglingdarma, tak dinyatakan secara gamblang siapa akhirnya yang dipilih perempuan itu. Mungkin, maksudnya, kitalah yang harus merenungkan: “mengapa seseorang harus memilih” dan “apa yang telah mereka lakukan” sehingga layak dipilih.
Sebelumya, sebagai pohon nangka di Pinggir pertigaan, ia hidup subur dan tenang. Kini, sebagai manusia, yang tak mungkin hidup sendiri (terpisah dari manusia lain) ia berada dalam situasi harus memilih. Orang-orang yang ingin dipilih itu telah lebih dulu mengubah jadi dirinya. Membentuk dan mematut fisiknya, dan hendak mengarahkan kesadarannya: sesuai dengan kepentingan mereka masing-masing.

Tindakan memilih hanya baik dilakukan jika si subyek dalam keadaan “menjadi diri sendiri” dan bebas menentukan pilihan. Artinya ia memang membutuhkan sesuatu dan yang dipilih musti sesuai dengan kebutuhan itu.  Penonjolan sederet predikat dan hamburan janji tentang masa depan jelas bukan bahan “obyektif” yang patut dijadikan pertimbangan pemilihan.
Saya bayangkan perempuan itu akhirnya “memilih untuk tidak memilih”. Ia hanya tersdu mengenang masa lalu ketika ia hidup tentram sebagai pohon nangka yang berdiri dengan rimbun dedaun.


Sitok Srengenge dalam Cinta di Negeri Seribu Satu Tiran Kecil

Monday, June 30, 2014

Beirut yang Menenangkan




            Pertama kali saya diperkenalkan oleh Beirut tak lain dan tak bukan oleh kakak saya. memang selera kami  tidak jauh berbeda bedanya selera kakak saya itu lebih luas dan dirinya lebih tau banyak, kerjaan saya tiap liburan adalah mengupdate lagu dari koleksi –koleksi yang terus menerus diperbarui. Perjumpaan saya dengan Beirut pada awalnya cukup datar, saya menyukai lagu-lagunya dan hanya sampai situ. Lalu saya lupa.
            Memindai lagu dengan moda acak memang terkadang menguntukan, kita sang pendengar sering sekali dikagetkan oleh lagu-lagu yang sebelumnya tidak menarik, lagu-lagu yang sebelumnya tidak tersentuh, seolah-olah datang dengan keindahan yang selama ini diabaikan. Berawal dari rutinitas membosankan saya yaitu mengerjakan skripsi mengharuskan saya sebagai pelakunya untuk membangun emosi agar tidak bosan, jadilah saya mengacak-ngacak daftar putar musik saya, lalu saya dikagetkan oleh a candle fire milik Beirut, begitu megah dan indah sungguh aduhai. Saya pun tidak mengerti mengapa pada saat lagu a candle fire milik Beirut diputar begitu menyenangkan, hingga saya putar berulang-ulang, saya jatuh cinta pada a candle fire dan juga pada beirut.
Tonight we rest beside the fire, a smile upon your face, Just don't forget a candle's fire is only just a flame”
            Saya sedikit merewind kira-kira lagu apa lagi yang pernah saya sukai dari band ini, lalu saya mendengar East Harlem. Saya ingat dulu kakak saya sering menyanyikan lagu ini sambil bergitar, pada saat itu kakak saya sangat suka sampai-sampai lagu ini terus-menerus dinyanyikan. Sampai saya ikut penasaran bagaimana lagu aslinya, bagaimana liriknya dan ternyata sangat menenangkan . Besok ketika pulang kerumah saya akan meminta kakak saya menyanyikan lagu ini lagi, dengan sedikit kesempurnaan hahahahaha. “Another roses wilts”  sebuah perumpaan yang sangat seksi, Belum lagi bait terakhir dari lagu east harlem. “ sound is the colour  I know, sound is what keep me before your eyes, oh , the sound will bring me home again”.
            Lagu bagi saya memang bukan sekedar perpaduan antara musik dan lirik. Jauh dari itu, kekuatan yang saya rasakan akan musik adalah bagaimana membangun susasana, dapat menceritakan emosi, menularkan kesedihan dan kebahagiaan. Ada sebuah imajinasi yang terbangun ketika seseorang mendengarkan musik. Terkadang membawa perasaan akan sesuatu yang dulu pernah dialami dan dirasakan. Atau seseorang dibawa kepada masa yang sebenarnya belum pernah ia rasakan, dengan membayangkanya saja sudah senang. Beirut sudah lebih dari sepekan saya dengarkan dan sampai saat ini saya belum bosan. Mendengarkan lagu-lagunya mengajak saya berjalan-jalan menuju kota-kota timur tengah lengkap dengan musim panas dan gersang tanah khas mediterania.
            Alat musik yang dimainkan oleh Beirut cukup banyak tetapi anehnya alat musik yang jumlahnya tidak sedikit tersebut menghasilkan sebuah harmoni yang sangat pas, tidak berisik, membuat pendengarnya ingin menari sejenak ingin terpejam sambil membayangkan hal-hal yang bisa membuat tersenyum. Rasanya saya ingin merebahkan badan, melipat tangan dibelakang kepala dan sejenak memejamkan mata dan mengikuti pikiran entah ingin berkelana kemana sambil mengembuskan nafas dengan perlahan. Begitu menenangkan.
            Terakhir saya melihat salah satu video yang dibuat oleh Beirut, Santa Fe. Saya tidak terlalu menyukai lagunya biasa saja tetapi videonya membuat saya jatuh cinta. Jalan cerita yang dihadirkan sangat meminta untuk diterka-terka. Cerita berkisah tentang seorang lelaki yang ditinggalkan oleh orang dan hewan yang disayanginya. Sejauh yang saya mengerti lagu ini menggambarkan proses pulangnya seseorang dan rumahnya bermacam-macam bisa agama, bisa materi dan bisa orang-orang yang terkasih. Satu yang saya suka dari video ini terlepas dari cerita yang  pernah dialami oleh banyak orang (atau minimal dibayangkan) yaitu kehilangan, video ini memakai model yang menurut saya tidak masuk dalam katagori cantik atau tampan yang selama ini direpresentasikan oleh pasar hahahahaha.
            Laki-laki dan perempuanya menunjukan beberapa hal diluar standar, sedikit aneh. Ada satu keindahan dimana aktor tidak terlalu cantik dan tampan, Mereka dikisahkan menjalankan hidup dengan bahagia dan menciptakan momen-momenya. Kesederhanaaan disana seolah berbisik bahwa hidup tidak serumit itu.
            Media saat ini sungguh sangat berbeda. Dalam keseharian saya dicekoki bagaimana menuju kesempurnaan dan sayangnya tujuan utamanya adalah kesempurnaan hal-hal yang tampak. Bagaimana menjadi lebih putih, bagaimana menjadi lebih enak dipandang, Baju seperti apa yang harus dimiliki, gaya hidup yang dilihat orang lain keren dan masih banyak lagi dan tidak akan pernah habis

Perempuan dan laki-laki dalam video Santa Fe, sangat biasa, menjalankan hidup dengan bahagia, menikmati setiap momen yang dimilikinya. 

Wednesday, June 11, 2014

Tersenyum

Ada seseorang yang terbangun dengan bertanya-tanya, ada apa?
Ada seseorang yang terbangun namun masih mengawang dalam keindahan mimpi
Ada seorang yang terbangun dan tidak tau mau melakukan apa
Ada seseorang yang terbangun melakukan sesuatu tetapi tidak mengetahui apa yang dilakukanya

Ada seseorang yang terbangun lalu tersenyum..

Monday, June 9, 2014

Kasmaran

Manusia memang memiliki masalahnya, entah dengan seseorang atau tanpa seseorang. Saya baru melihat orang kasmaran rasa senangnya menyeruak sampai-sampai saya juga ikut senang.  Saya pernah ingat bahwa saya pernah sangat marah dengan keadaan dimana saya bersama seseorang dan saya merasa seseorang yang bersama saya itu menurut saya tidak menginginkan saya lagi. Masalah menyeruak, setiap hari kerjaan saya hanya menghitung, menghitung keburukan yang diberikan pada saya, sungguh lelah. Akhirnya saya liat lagi bagaimana saya kemarin, terlalu berlebihan. Memang ada fasenya dimana kita kasmaran dan besoknya rasa itu berkurang, lalu kembali merasakan dicintai dengan cara yang lebih bijaksana. Karena tidak bisa semuanya dipukul rata. Saya terlalu naïf.
Teman saya lagi kasmaran sungguh menyenangkan, semua photo diganti jadi berdua, semua profil di perbarui dengan perasaan bahagianya.status berisi seputar bagaimana cinta dapat membuat mereka melihat dunia lebih indah, bagaimana komitmen mereka untuk menjemput rasa kasih yang lebih dalam. Sepertinya semua orang ingin diberi tahu bahwa dirinya sedang bahagia. Baiklah hal itu sungguh mengasyikan. Tapi memang menurut saya belum ada perasaan bahagia yang mengalahkan perasaan menyayangi dan mencintai yang berbalas. Hal itu mungkin yang melahirkan idiom ‘tai kucing bisa menjelma rasa cokelat’.
Ada rasa bahagia tentu ada juga rasa sedih. Teman saya satu ada yang kasmaran satu lagi ada yang sedih, baru saja teman saya ini memutuskan untuk mengakhiri hubunganya, sayang sekali. Dinamika yang mereka ciptakan selama ini yang menurut saya serupa dengan harmoni mendadak berubah. Satu teman saya menunjukan betapa sedih dengan berakhirnya hubungan satu lagi mungkin menyembunyikan dan berusaha mengalihkan hidupnya. Masing-masing mempunyai argumenya dan seringnya saya lihat dalam pertengkaran pemain didalamnya beristirahat pada rasa saling menyalahkan, saling hitung, saling bebat dan akhirnya saling membenci. Tetapi kalau fase itu sudah lewat bukankah akan ada kasmaran-kasmaran berikutnya?
Tapi saya tetap sedih kalo membayangkan bagaimana perpisahan itu terjadi, tapi semoga saya tidak menjadi bagian orang yang takut akan berpisah. Kadang manusia memang harus melepaskan dan mempersilahkan kebaikan baru untuk datang. Semoga dari situ selalu ada pelajaran. Ada temen saya berucap, teduh sekali, “kalo bergantung sama orang semuanya bakal pergi du, bergantung sama tuhan aja, berharap sama tuhan aja”. Mungkin merasakan jatuh cinta itu memang sebuah berkah tapi berharap cinta jauh dari rasa sakit itu ilusi menurut saya. Kalo kata sitok cinta itu setapak sama belati, tetapi kenapa orang rela tersayat-sayat belati, rela terluka, jatuh bangun. Cinta memang begitu membahagiakan sampai-samapi orang rela menunggu, rela menahan sakit, rela berkorban, karena mungkin bahagianya cinta itu bisa menyeruak kemana-mana, orang lain aja yang melihat bisa senang, apalagi yang merasakan?

Teruslah jatuh cinta kawan-kawan baik dengan yang ada atau yang baru. People so tired, multilated, either by love or no love. 

Saturday, June 7, 2014

Seseorang dapat memutuskan untuk menjadi jahat atau baik. 
Ganjilnya satu kebaikan yang barangkali kecil, sepele dan sering terlupa 
dapat tumbuh seperti hujan yang menyeruak dari langit.  

Monday, June 2, 2014

Saturday, May 31, 2014

Sebuah Fase

"Listen to yourself and in that quietude you might hear the voice of God." Maya Angelou

Jika masih berkenan, Mari dimaknai bersama.
Bila belum sampai pada tahap itu mari diusahakan.
waktu sesungguhnya yang akan sebenar-benarnya menguji.
siapa yang bertahan siapa yang menyerah.
sering juga tetapi ditemui, mereka yang bisa berdamai dengan waktu 
tetapi tidak dengan hati mereka.
lalu sebenarnya apa inti dari semua ini?
apakah hanya berpikir positif?
sampai sejauh mana pikiran itu mampu bertahan 
diterjang oleh realitas yang sangat multi tafsir dan terkadang memuakan.
sampai pada akhirnya tiba pada sebuah kesadaran
kesadaran baru yang menerangkan layaknya matahari dikala pagi
atau kesadaran yang membuat tahu bahwa keyakinan itu akan selau ada dan membuatnya semakin kuat.
aku menyebut hal itu sebuah fase.



Thursday, April 24, 2014

Ketiadaan

Semua menyenangkan sampai pada akhirnya semua saling menyalahkan. Saat masalah datang salah satu kesalahan yang bisa dilakukan adalah mencari pembenaran. Baik dan buruk adalah satu entitas sama yang terangkum dalam dua wujud terpisah. Keburukan memang ada dimana-mana bahnkan didalam kebaikan itu sendiri. Kebaikan juga bertebaran dimana-mana juga didalam kejelekan itu sendiri. "Hidup itu memang menyedihkan dan serius. Kita dibiarkan memasuki dunia yang indah, bertemu satu sama lain disini, saling menyapa dan berkelana bersama untuk sejenak. Lalu, kita saling kehilangan dan lenyap dengan cara yang sama mendadaknya dan sama tidak masuk akalnya seperti ketika kita datang." “Begitu dia berkonsentrasi pada kehidupannya sekarang, pikiran tentang kematian pun memasuki benaknya. Hal yang sama terjadi sebaliknya: hanya dengan membangkitkan perasaan mendalam bahwa suatu hari orang pasti mati, maka dia dapat menghargai betapa senangnya dia bisa hidup. Kamu tidak dapat merasakan hidup tanpa menyadari bahwa kamu nantinya harus mati, pikirnya. Namun, sama mustahilnya bagi kita untuk menyadari bahwa kita harus mati tanpa memikirkan betapa menakjubkannya hidup itu.”




Dunia Sophie, Jostein Gaarder.

Wednesday, April 23, 2014

Masih Rindu

Saya masih rindu rumah dengan segala aktivitasnya dengan segala jajananya dan saya masih rindu kakak saya. saya mendefinisikan kita ini adalah satu orang dalam dua tubuh dan beda kelamin. Kemarin saat saya pulang pada suatu malam saya berkata kepada kakak saya: “kak punya lagu yang tentang pulang-pulang gitu nggak?, aku pengen nulis tentang pulang yang dalem gitu kak, masa nggak punya, pasti punya” dengan nada sedikit memaksa. Kakak saya menjawab: “nggak ada de!” nadanya malas . Percakapan pun berhenti sampai disitu.

Saat ini saya sudah kembali merantau, tidak sengaja saya lihat di media sosial, sesuatu yang rasanya tidak pernah saya tulis.
“Having somewhere to go is home.. Having someone to love is family.. Having both is a blessing.. Happy holiday!”


Ternyata itu tulisan kakak saya, entah walaupun tulisanya sepele saya kok jadi mendadak melankolis. Kata-kata tersebut cenderung sederhana tapi kalo saya mengulang bagaimana saya dirumah kemarin rasa-rasanya kata-kata itu sungguh bermakna. Senang rasanya bisa melihat keluarga baru yaitu keponakan yang sangat lucu, bagaimana ibu saya berusaha merayakan keberadaan saya dirumah, makan mie rebus ala bapak, minum kopi bapak sambil nyelup pake roti, tidur dan menceritakan semuanya pada ibu dan puncak kesenanganya adalah ketika kami bersam-sama menonton televisi, kami  tertawa bersama. Tumben ibu tidak tidur dan kebetulan juga bapak mau nonton acara selain berita. Rumah akan selalu menjadi tempat tujuan dimana didalamnya dapat ditemukan banyak cinta.


Sunday, April 13, 2014

Apa boleh kita menjadi teman?



Kalau kau tidak membenciku berarti kau manusia super dewa
Sengaja aku beri tahu dari awal, pun aku masih bimbang
Siapa yang tidak mau, diberi kasih, disayang-sayang?
Tapi aku yakin saja tidak membiarkan itu berjalan terlalu jauh dibalik keraguanku
Adalah bagian dari menghargai kebaikanmu
Menyenangkan bisa mengenal dirimu dan semua kebaikanmu
Dirimu adalah orang pertama yang mau melihat aku dengan cara yang berbeda
Itu sangat menyenangkan.
Tapi  tidakah ada yang lebih kejam dari membohongi diri sendiri?
Aku tidak mau takabur, masih ada hari esok
Aku tidak pernah mau berpikir bagaimana esok.
Aku ingin mengikuti dimana kebahagiaan
Kita ini sangat ditakdirkan untuk bertemu tetapi belum  jika untuk bersatu
Aku ingin mengenalmu, jauh kedalam sana, menemukan sebagianya diriku
Tapi jangan lupa, kita perlu waktu.
Biarlah niat baik ini tuhan yang catat.
Kita sebagai manusia hanya bisa menjalankan dan merasakan
Dimanakah kebahagian itu akan bermuara.




Salam
Temanmu selamanya
28 desember, Setelah dari Parsley

Friday, March 28, 2014

Pada Akhirnya



Tidak ada yang bisa menilai manusia itu bagaimana, terlepas baik buruk masih ada sesuatu yang tersembunyi didalam hati, jauh sebelum seseorang tersebut berkehndak melakukanya. Buat saya memilih bukan sesuatu yang bijak sampai saat ini karena didalamnya banyak sekali ketidakadilan. Hasilnya adalah keambiguan.
Pada hari ini saya mendapati sebuah keanehan sekaligus berkah, bahwa saya bisa melihat matahari bersinar setelah sekilan lama. Saya melaksanakan aktivitas aneh juga (bagi saya) yaitu sholat pagi, didalamnya saya diberi ketenangan dan keyakinan. Pada satu titik manusia harusnya menyerahkan segalanya kepada yang maha segala-galanya.
Ketenangan saya berasal dari sebuah proses pulang dimana tuhan selalu punya cara membuat manusianya kembali padanya. Terkadang menggelitik-gelitik sampai pada keusilan-keusilan yang membuat manusianya panik dan mengutuk kesana kemari. Pada pagi ini saya rasa tuhan sedang menggelitik saya, saya pun sedih tapi pada akhirnya tertawa. Tuhan seolah berkata pada saya:
“selalu ada manusia bukan hanya sekedar makhluk-makluk yang mengkatagorikan dirinya sebagai perempuan dan laki-laki”

Tuesday, February 25, 2014

Dunia terlalu luas untuk dibatasi



Dunia terlalu luas untuk dibatasi, Jika hanya imaji yang ada dalam hidup maka cobalah untuk beranjak.
Aku takut terlalu sibuk untuk membuat semuanya menjadi rumit. Katanya hidup itu penuh dengan kontruksi padahal yang barusan aku dengar juga kontruksi. Katanya banyak sekali permasalahan-permasalahan yang dialami, yang sangat susah untuk diperdebatkan.  Jika didalamnya terdapat kesedihan maka berusalah untuk menjauh. Kebahagian adalah tujuan bukan yang lain.
Tolong, jangan sampai waktu berjalan sesuai dengan tugasnya, membelenggu manusia-manusia yang ada di dalamnya terkejar, tersengal sengal.
Bahagia itu memang memiliki definisinya, namun dirimu juga berhak menentukanya. Bahagia yang banyak orang bicarakan tidak lain dan tidak bukan adalah menghabiskan waktunya bersama katagori yang dibuatnya sendiri. Lagi- lagi urusanya dengan waktu. Seberapa kejamkah ia sehingga semuanya harus berkorelasi dengan peraturan-peraturan yang dibuatnya.
Sebuah pertemuan adalah awal dari kehidupan. Jangan pernah menyesali jangan terlalu lama menghamba pada masa silam. Ciptakan kehidupan- kehidupan selanjutnya, agar batas-batas yang luas tadi bisa sedikit demi sedikit terabaikan.
Rumusnya sederhana lakukanlah hal-hal yang menyenangkan lebih banyak lagi, maka bahagimu akan didapat.
Sebentar.. memang bahagia itu yang seperti apa?