Friday, January 4, 2013

Biaya untuk Kesenangan



Bukan manusia namanya jika tidak pernah menyesal. Baru saja saya merasa kesal dengan diri sendiri lantaran baru saja merasakan makanan enak. saya tau restoran itu meyediakan makanan berkualitas namun diri saya terlalu pelit untuk meyisihkan uang demi kesenangan. Setelah sekian lama menunda cita-cita itu akhirnya keinginan tersebut tercapai.

Baru saja menyambangi sebuah restoran ala barat yang menurut saya cukup maksimal dalam mengolah sebuah daging. Biasanya saya hanya dicekoki visualisasi dari kelezatan-kelezatan yang ada diluar sana tetapi dalam praktek saya nol besar. Melihat makanan yang ada dihadapan saya menyerupai dengan apa yang biasanya saya lihat ditelivisi rasanya sangat menajubkan. Pada awalnya rasa tidak rela untuk mengeluarkan uang sebanyak itu mucul dengan sangat gagah namun sewaktu apa yang diinginkan selama sekian lama hadir didepan mata semua kekhawatiran luntur dan rasa senang mengambil alih suasana hati. 

Teringat perkataan socrates seorang filusuf, pernah mengatakan “ I Know Nothing”. Seharusnya sebaris kata barusan bisa menjadi alasan bagi siapa saja untuk mencari agar menemukan makna, arti atau pengalaman berikutnya. Kesenangan itu memang kadang Berbiaya, namun apalah arti biaya bila membayangkan kebahagian?. Ini salah satu kebiasaan buruk saya yaitu menunda-nunda kesenangan, Terbuai pada kesenangan-kesenangan semu jauh disana pada akhirnya sering saya tidak mendapatkan apa-apa. 

Saya iri melihat hidupnya Anthony Bourdain, hidupnya hanya mencari-cari makanan yang enak di seluruh dunia, Sudah perut kenyang, Hati senang, pengalaman dan harta bergelimang, lalu apa lagi?