Sunday, February 22, 2015

kepala mendongak tegak

Kalo pernah tinggal jauh Dari rumah rutinitas pulang kampung tidak menjadi hal yang sederhana. Setiap pulang memori yang sudah-sudah diingatkan kembali. Rutinitas bukan sekedar tempat jiwa kembali ke haluanya, ikatan emosi,kenangan, kebiasaan dan kasih sayang campur baur menjadi satu. Setiap kali saya merasa pulang saya selalu mencatatnya dan hal tersebut kembali lagi terulang saat ini. Keluarga mungkin benteng pertama yang membuat seseorang belajar sekaligus merasa tenang.Dalam keluarga kesalahan sama sekali tidak dibatasi tetapi siapa yang tega melihat orang-orang yang disayanginya kecewa?. Buat sebagian orang yang keluarganya berfungsi dengan baik, membuat diri mereka tidak peduli lagi dengan kerisauan, hingar bingar kehidupan yang katanya keras. Keluarga memang menjadi penyeimbang dari rutinitas yang moodnya sangat susah diprediksi. Ibarat pelukan ibu, rumah selalu menyediakan tanganya untuk menenangkan anak-anaknya yang risau. Pelukan hanya sekedarbpelukan dan mungkin hanya itu yang dimilikinya. Namun ketulusan serta kesetiaanya tidak ada yang bisa menandingi. Kadang rumah juga membuat kesal. Kadang tidak semua orang beruntung memiliki keluarga yang berfungsi. Tapi jangan risau, bukanya pengalaman itu srbaik baiknya guru? Maka tidak ada salahnya bermimpi menciptakan sebaik baiknya keluarga. Membuat keluarga yang menjadi benteng untuk anggotanya, benteng yang memproduksi kasih sayang bukan barang, cinta kasih, kejujuran, sikap dan ketenangan. Kalau anak sudah tenang, merasa memiliki pundak untuk bersandar tidak ada lagi kerisauan, arus menyimpang yang mengerikan tidak membuatnya tertarik, bahagianya sudah ada didalam rumah. Kenapa harus cari bahagia ditempat lain?