Wednesday, November 9, 2011

Hidup akhirnya memang jalan terus

Hidup akhirnya memang jalan terus. Namun, mimpi juga jalan terus. Ketika menatap jalanan, aku berpikir tentang soal-soal lain. Aku sering bermimpi tentang hidup. Aku hidup dengan mimpi-mimpi. Apakah hidup, apakah mimpi. Apakah tidur apakah mati. Kalau aku tidur tanpa mimpi, maka aku istirahat dari hidup dan mimpi. Kalau aku mati, aku juga istirahat dari hidup dan mimpi. Tidur seperti mati. Aku selalu ingin tidur seperti orang mati, karena aku capek hidup dan capek mimpi. Hidup ini seperti perjalanan panjang yang melelahkan. Tapi aku belum mau mati.

Seno Gumira Ajidarma
Atas Nama Malam, Kumpulan Cerpen

Karena Perempuan

Karena tahu jadi terkadang sok tau. Baru mengetahui ilmu tentang gender sedikit, akhirnya semakin mengerti bahwa, banyak peran atau tindakan sosial sesorang dilakukan bedasarkan peran gender yang sudah di gariskan pada masing-masing budaya.

Perempuan duduk dibawah ketika berada di kendaraan umum, lalu ada seorang laki-laki yang berdiri untuk mempersilahkan perempuan duduk di atas. Apakah perempuan tidak boleh atau tidak bisa duduk di bawah? Kenapa laki-laki harus mengalah? Kenapa tidak laki-laki mengalah untuk laki –laki? 

Ketika menyebrang si perempuan ragu-ragu lalu ada laki-laki yang bertengger di sampingnya untuk membantu proses penyebrangan. Dalam hati si perempuan ini menolak karena walaupun tidak semantap kaum adam jika sedang menyeberang, dirinya mengaku bisa melakukanya sendiri.
Namun tidak di pungkiri ada seseorang yang peduli ketika dirinya merasa sedikit ragu dan mengambil sebuah tindakan adalah perbuatan yang sangat menyenangkan bagi siapapun.. termasuk si perempuan.

Monday, October 10, 2011

Terima Kasih

Harusnya aku bisa bertemu orang lebih banyak lagi, setiap bertemu sesuatu yang baru tentu ada hal baru yang bisa  dicuri untuk di pelajari. harusnya aku bersyukur mungkin ini sebuah pertanda dari tuhan bahwa sebenarnya masih banyak yang belum aku ketahui, yang belum aku kenali.

semoga cakrawala semakin terbuka lebar.. terkadang sesuatu yang terjadi perlahan mengungkap banyak makna, banyak manfaat. Memang seperti apapun bentuknya selalu ada kebaikan bahkan dalam kejelekan sekalipun.

Aku terbangun saat ini untuk bersyukur akan hal itu.. tentu hal baru yang diketahui tidak bisa menjadi alasan untuk lebit cepat menjustifikasi secara berlebihan yang biasanya berujung pada kesombongan.

senang bisa mengenal.. lagi-lagi aku harus berucap, dalam diri seseorang sudah ada program yg sangat indah yang saling berintegrasi memberikan fungsi masing masing, tercampur dengan sentuhan lingkungan luar yang membuat seseorang atau sesuatu itu begitu indah.

Terimakasih 

Sunday, September 4, 2011

Tentangmu

Membayangkanmu membuatku takut untuk mematikan lampu
ku takut yang tersisa hanya rindu 
Berpikir tentangmu seperti membuka jendela saat pagi
 yang kudapatkan adalah segenggam kehangatan
 Maaf pagi bila sering kulewatkan
Berada didekatmu seperti aku bersandar pada langit dan berpijak di udara
 hingga aku tak mengerti dimana aku
maaf bila aku hanya berbisik di dasar lautan 
 serta berteriak dengan suara yang hilang
Harapku gerak angin membawa pesanku


puisi ini bisa dibilang puisi pertama saya yang agak "genah". proses pembuatanya di bantu kakak saya yang udah eneg ngedengerin cerita-cerita saya tentang si dia. makasi mas bom saya jadi jatuh cinta dengan puisi.

Sunday, August 14, 2011

Berpisah!

"Kita Berpisah untuk saling Mencari"
(madre, dee lestari)

Kita Berpisah untuk Saling Mencari, What a beautiful word !  Sangat indah, bagaikan titik pencerah pada kegelapan yang selalu menyambangi perpisahan. Masih ada cahaya yang menjadi alasan agar kita bisa tersenyum walau sesungguhnya berpisah itu pahit.

Sunday, July 3, 2011

Memperkuat Idealisme

Kata kakak saya Bimo Indro P, Santai itu membuat orang melakukan sesuatu dengan kepala dingin, Bertindak melalui akal yang telah di sempurnakan oleh naluri, Tanpa desakan emosi.
Tentu saja saya akan sangat setuju dengan pernyataan ini. Saya juga termasuk penikmat dan penghamba rutinitas yang berbau santai. Entahlaah apa kata orang bahwa hidup terkadang terlalu sayang bila dilewatkan dengan apa saja yang berbau santai, Mereka juga bilang terkadang sesuatu harus di kejar dengan berlari biar ada gregetnya. tapi menurut saya memang hidup menyediakan semuanya. Menyediakan sesuatu yang cepat, Perlahan, atau diantaranya, Kalo saya lebih memilih cara santai. santai memberi kesempatan untuk berfikir berkali-kali lebih banyak.

Saturday, June 18, 2011

Tidak Sendiri

Sejatinya manusia memang tidak bisa hidup sendiri. Bisa mungkin, bagi orang-orang yang terbiasa hidup di hutan. Oh tidak juga, toh mereka juga bergantung walau dengan selain manusia. Hewan mungkin, pepohonan mungkin, sungai atau danau mungkin.
Baru saja menghabiskan waktu dengan seorang teman lama, yang menurut saya orang paling tegar dan mandiri yang pernah saya kenal. Tidak ada agenda khusus hanya makan sambil berbincang, lalu menemaninya mencari hadiah untuk adiknya.
Tidak disangka-sangka hadiah yang pada bayangan awal kami anggap rumit untuk ditemui ternyata dengan cara amat sederhana benda itu menunjukan batang hidungnya.
Puas! Mungkin kata itu yang bisa mewakilkan perasaan kami berdua. Harga yang di tawarkan juga pas, sesuai dengan kualitas yang kami bayangkan. Teman saya senang karena mendapatkan apa yang sedang ia cari, beitu juga dengan saya, senang karena bisa membantu sahabat saya untuk mendapatkan apa yang ketika itu ia inginkan.
            Ucapan terima kasih berkali-kali menghujam telinga saya, mungkin cara untuk meyakinkan saya bahwa ia benar-benar merasa senang atas apa yang kami peroleh.
            Jujur kalo boleh saya jujur, hal yang barusan tadi bukanlah suatu moment yang heboh namun teman saya yang satu ini tetap senang, padahal hanya sesuatu yang sepele, saya yakin dia bisa dan terbiasa melakukanya sendiri, bahkan lebih baik dari saya. Saya merasa tidak melakukan apa-apa, tapi entah kenapa kami berdua merasa sangat puas. Alasan pertama yang bisa dijadikan alasan tidak lain tidak bukan karena hadiah yang berhasil kami jinjing ke rumah. Masih ada satu alasan lagi, alasan yang kedua yang tak kalah menarik dari pada alasan pertama yaitu: kami yang sudah lama tidak bertemu bisa saling bercengkrama, duduk di satu motor tertawa terbaak-bahak, mencemooh orang,  bertukar masalah,  bercanda-canda, candaan khas anak pondok, yang mungkin hanya kami berdua yang mengerti dan berbagai aktivitas ketika SMA dulu.
            Kala itu saya gagal mendapatkan bakso idaman saya karena sudah terlalu larut, namun saya tetap senang, karena hadiah yang sangat mudah di cari dan sudah pasti bertemu dengan orang yang membeli hadiah itu, sahabat saya.
Ketika sampai di kos, saya menyempatkan bertegur sapa dengan teman-teman kos yang sedang sibuk membicarakan sebuah topik, ketika lelah datang saya pun pulang ke kamar untuk beristirahat. Tiba-tiba salah satu massengger di telephone seluler saya berbunyi, dari teman saya yang tadi rupanya, ia mengirimi saya pesan. Isinya seperti ini:

“besok kumpul sama anak ikmas (ikatan alumuni) yoook”
“ayooo..ayooook banget res. Lu ada apa deh?”
“ga apa... pengen aja hahahah”

(padahal setahu ingatan saya dia mau menghabiskan dua hari kedepan setelah hari ini untuk berkencan dengan buku-bukunya, guna menghadapi ujian. Seketika niat bulat itu terpecah. Ingin merasakan sensasi seperti tadi mungkin, sensai keluarga yang sampai saat ini saya rasa belum cukup bila harus mendeskripsikanya melalui kata.)

saya jadi mengerti, orang paling hebat sekalipun akan butuh orang lain, walau hanya untuk mendengarkan, menemani, menunggu. semuanya akan terasa lebih mudah bila kita mengerti ada orang-orang seperti itu di sekitar kita.

Thursday, May 19, 2011

Mari Tertawalah!

Saya selalu belajar untuk menjadi lucu, karena saya terlalu sering mengindentifikasi seseorang melalu sense of humournya.  Saya belajar menjadi lucu dari orang-orang yang bisa membuat saya tertawa. Bukan maksud apa-apa sebetulnya, tidak selalu orang yang tidak tertawa adalah orang yang kaku.. tapi mungkin mereka orang yang serius hahaha.
Entah kenapa dengan tertawa saya merasa jarak yang selama ini terciptakan bisa hilang seketika. Sesuatu yang lucu bisa menjadi obat terhadap rasa hambar pada kehidupan.  seperti bila bertemu orang baru ketika  mereka sudah bisa tertawa bersama-sama, ada suatu pertanda baik akan pertemuan selanjutnya dan menjadi signal bahwa pertemuan tadi menyenangkan.
Kejenakaan merupakan sudut pandang baru yang menawarkan sisi toleransi yang kuat dan terselubung. Orang berbicara dan terkadang susah di mengerti lantas bahasa universal yang bisa kita limpahkan adalah senyum atau tertawa. Kita bisa menghargai  orang-orang di sekitar  kita dengan sebuah tindakan yang mengisyarakatkan bahwa hal barusan tadi menyenangkan juga dengan tertawa.
Sesuatu yang rumit bila di tertawakan berangsur angsur bisa membaik menurut saya. Bila tidak percaya silahkan di coba,  bila sedang di rundung masalah yang sangat rumit, tertwalah! Sensasi berbeda akan ditemui.
Mungkin humor sering di identikan dengan kebodohan, tapi kalo yang saya lihat humor-humor bodoh tersebut adalah templete dari seperangkat humor yang telah disiapkan dan dipakai berulang-ulang. Cenderung bertahan sesaat karena  orang akan jenuh dengan sesuatu yang telah disiapkan, lekang oleh waktu. Humor yang segar adalah humor yang spontan. Dimana masing masing aktor bisa menimpali sesuatu dengan sudut pandang yang berbeda. Sedikit gila mungkin namun bila di logika hal tersebut adalah  sangat rasional.
Tidak jarang saya lihat pelawak-pelawak sukses baik dalam atau luar negeri sebetulnya adalah orang-orang yang sangat pintar. Sangat peka dengan keadaan sekitar yang dialaminya saat itu. Mungkin kebanyakan dari mereka orang pintar yang sok bodoh. Bisa membodohi orang sehingga orang bisa tertawa.
Sesuatu hal yang lucu menurut saya juga sangat terpengaruh pada faktor-faktor kebiasaan. Kadang dalam susana yang sudah dilakukan berulang-ulang mereka mempunyai kebiasan dalam melucu. Setiap kelompok mempunya kebiasaan yang berbeda dan levelnya juga berbeda. Suatu pemandangan yang sangat umum bila kita memasuki komunitas baru terkadang suka merasa asing dengan apa yang menjadi guyonan mereka.
Seperti yang dikatakan diatas kadar rasa humor pada setiap orang atau individu juga berbeda-beda. Ada yang terlalu standar ketika di gunakan pada saat yang tidak tepat maka suasana garing akan menyapa. Ada yang terlalu autis bila saya menyebutnya karena hanya orang-terbatas yang bisa mengerti. Ada juga humor  sejuta umat, Humor yang bisa diterima semua kalangan, dan mereka bisa tertawa seketika mendengarkanya.  Saya sangat yakin humor sejuta umat itu , bukan sekedar humor kacangan yang gampang di lupakan. Namun humor yang bikin orang kembali memutar otak “hahahaha.. kok bisa? Iya..iyaa bener-bener!hahahaha”. seakan akan orang tidak pernah terpikir hal tersebut namun ada yang memikirkanya. 
Ya humor memang menuntut orang untuk peka, namun tidak di telan mentah-mentah. Hasil dari interpretasi otak di terjemahkan dengan sebuah kemasan yang ringan dan segar oleh sebab itu banyak orang yang menjadi senang dengan humor.
Mungkin ada pihak yang di rugikan dengan adanya humor. Selain menuntut kepekaan humor juga terkadang menuntut objek yang bisa menjadi bahan tertawaan. Menurut saya tidak ada masalah akan hal itu asal masing-masing individu tau takaran yang pas untuk takaran membully seseorang. Maksud saya humor atau celaan yang di lepaskan masih dalam kategori wajar sehingga tidak ada pihak yang di rugikan. Rasanya tidak nyaman juga bila kita tertawa bahagia bersama-sama namun ada satu pihak yang tidak ikut bahagia lantaran hatinya tersayat.  Bukan sebuah kesimpulan juga bahwa orang orang yang di tertawakan dalam konteks bercanda tadi adalah orang-orang yang hina.
Saya mungkin bisa dinobatkan menjadi objek tertawa orang-orang karena pertama saya sengaja melucu dan yang kedua badan saya adalah aset yang sangat mensupport saya untuk membuat orang terpingkal. Tapi bagi saya selain mencela dan di cela sudah menjadi rutinitas (dalam konteks bercanda), rasa-rasanya bisa melihat orang tertawa bahagia karena kita adalah sebuah kepuasan tersendiri. Kadang menjadi semangat untuk meneruskan banyolan selanjutnya.
Ya.. semua yang menyangkut dengan humor adalah sesuatu yang seksi menurut saya. Humor menawarkan warna-warna baru pada kehidupan. Bisa juga menjadi pemecah masalah, menjadi jawaban dan menjadi pelarian. Orang yang bertengkar bila masing-masing bisa tertawa pertanda perkelahian itu sudah usai. konflik yang terjadi di sekitar kita bisa berangsur-angsur melunak dengan adanya keakraban yang di ciptakan melalui humor. Masing-masing orang berlomba untuk membuat orang di sekitarnya senang,  mereka saling menghibur. Ada sebuah khawatiran akan pengakuan dari predikat lucu tersebut. Semoga orang-orang yang suka melucu di belahan dunia manapun punya niat mulia yang sama yaitu menghibur sesamanya. Mari tertawa ! :D

Harus Jadi Siapa?

Ingin bisa melakukan sesuatu dengan baik. 
Untuk menuju kesana apakah perlu meminjam dari seseorang?
Atau berpura-pura seperti orang lain?
Sesuatu yang alami sangat sehat bila dikonsusmsi,
walaupun terkadang rasanya masih belum sejajar
bila disandingkan dengan sesuatu yang populer disana. 
Sesuatu yang telah di anggap baik dan telah di amini banyak orang 
bukanlah jaminan akan menjadi hal yang baik untuk semua. 
‘Baik’ itu relatif dan sangat interpretatif, tergantung siapa yang menilai. 
Jangan sampai terjebak pada pola-pola yang telah ada.
Sesuatu yang fresh, orisinil, jujur sering menjadi jawaban 
atas keadaan-keadaan yang cenderung stagnan. 
Selalu ada kepercayaan bahwa setiap manusia berjuang dengan caranya masing-masing.

Rasa-rasanya

Ketika zaman-zaman saya sekolah dulu hidup dalam sebuah tekanan adalah hal yang sangat biasa. Dalam masa-masa itu dari setiap pribadi merasa fase tersebut adalah hal “terberat” yang pernah saya dan teman-teman lalui.  Banyak dari kita yang berjanji untuk membayarnya ketika masa-masa ditekan itu usai.
Sekarang kehidupan sesungguhnya mungkin sudah kami dapati. Semuanya bisa dilakukan. Apapun itu, melanggar norma sekalipun.  Anehnya rasa rindu pada masa “terberat” itu selalu muncul. Masa-masa di tekan yang melahirkan cara-cara baru untuk menciptakan, meniru dan mengerjakan sebuah pekerjaan yang entah bagaimana cara menyelesaikanya.
Mungkin untuk saat ini, entah pikiran saya yang sering gegabah atau kurang dewasa, saya lebih meilih untuk kembali pada masa-masa “terberat” tersebut. Kecewa dengan diri saya pribadi.
 Ketika berada di alam yang luas, yang bisa memberikan  apa saja namun  tetap pada posisi yang sama setiap harinya. Belum berbuat apa-apa mungkin belum tahu apa yang ingin di perbuat.