Masih banyak orang tua yang
menganggap hidup anak-anaknya berada dalam pelukanya. Terkadang pelukanya
begitu sesak, terkadang dekapanya terlalu kuat. Masih banyak orang tua yang
menganggap hidup anaknya adalah hidupnya oleh sebab itu semua-semuanya harus
diketahuinya, semua-semuanya harus diikutinya.
Ada juga orang tua yang menginginkan
hidup anaknya lebih baik dari dirinya maka generilisasi dilakukan, demi
cita-cita mulia, membuat hidup anaknya bahagia.Masih ada beberapa orang
bercerita bahwa pilihan hidupnya menjadi pilihan orang tuanya. Masih ada beberapa kisah bahwa
pendamping hidupnya juga sangat bergantung dengan syarat-syarat yang diajukan
oleh orang tuanya.
Wahai
orang tua, dirimu adalah sosok yang sangat ambigu. Aku melihat begitu banyak
cinta kasih baik yang tersirat maupun tidak. Aku tahu sampai kapanpun dirimu
selalu menyimpan cinta. Tetapi disatu sisi dirimu justru menikam, Engkau
makhluk yang dapat membelai dengan suka cita hingga sebagian orang tidak bisa
bergerak kemana-mana. Kontruksi tumbuh begitu kuat bak aliran darah yang
mengalir dari ujung rambut kepala hingga ke ujung kuku kaki. Restu darimu
menjadi kunci dari pintu kehidupan, tetapi tak jarang kau memberi kunci
pintu-pintu yang sudah bergembok. Restumu bagaikan fatwa terlepas salah atau
benar selalu membuat orang tidak nyaman. Melanggarmu bak melanggar tuhan.
Sungguh
memilukan mempunyai nilai yang bertentangan dengan dirimu. Bertengkar dan
menjadi beda dari apa yang selama ini kau ajarkan merupakan mimpi buruk yang
selama ini takut untuk aku bayangkan. Wahai orang tua aku tahu bahwa tidak ada
anak yang ingin menjadi maling kundang, rasanya melihat begitu banyak
pengorbanan yang diberikan, kata terimakasih meskipun diucapkan sebanyak daun
yang berguguran tidak akan pernah cukup. Kali ini aku memohon pertolongan,
jangan kau renggut hidupku demi menghilangkan kekhawatiranmu. Bagaimanapun aku
tidak ingin ada yang menjadi durhaka baik itu anak maupun orang tua. Kita
bekerjasama menyonsong kesalahan untuk diperbaiki bersam-sama, menemukanya
kembali dan memperbaikinya lagi sampai lelah, sampai menemukan kebahagiaan
syukur-syukur kebenaran. Dan bahagiaku bukan cuma uang.
No comments:
Post a Comment