Shinta Indri Pratiwi
Tempat untuk meluapkan semua yang dirasa.
Wednesday, March 9, 2016
Yang patah katanya tumbuh
Lirik lagu yang membuat saya senyam senyum berharap-harap.
Yang patah tumbuh
Yang hilang berganti
Yang hancur lebur akan terobati
Yang terus berulang suatu saat mati
Yang pernah jatuh akan berdiri lagi
Kalau hati..
Kalau hati sudah tergores,
Diam datang menjadi bahasa dan
akhirnya ketidakpedulian menjadi pasti.
Sunday, February 22, 2015
kepala mendongak tegak
Kalo pernah tinggal jauh Dari rumah rutinitas pulang kampung tidak menjadi hal yang sederhana. Setiap pulang memori yang sudah-sudah diingatkan kembali. Rutinitas bukan sekedar tempat jiwa kembali ke haluanya, ikatan emosi,kenangan, kebiasaan dan kasih sayang campur baur menjadi satu. Setiap kali saya merasa pulang saya selalu mencatatnya dan hal tersebut kembali lagi terulang saat ini.
Keluarga mungkin benteng pertama yang membuat seseorang belajar sekaligus merasa tenang.Dalam keluarga kesalahan sama sekali tidak dibatasi tetapi siapa yang tega melihat orang-orang yang disayanginya kecewa?. Buat sebagian orang yang keluarganya berfungsi dengan baik, membuat diri mereka tidak peduli lagi dengan kerisauan, hingar bingar kehidupan yang katanya keras. Keluarga memang menjadi penyeimbang dari rutinitas yang moodnya sangat susah diprediksi.
Ibarat pelukan ibu, rumah selalu menyediakan tanganya untuk menenangkan anak-anaknya yang risau. Pelukan hanya sekedarbpelukan dan mungkin hanya itu yang dimilikinya. Namun ketulusan serta kesetiaanya tidak ada yang bisa menandingi. Kadang rumah juga membuat kesal. Kadang tidak semua orang beruntung memiliki keluarga yang berfungsi. Tapi jangan risau, bukanya pengalaman itu srbaik baiknya guru? Maka tidak ada salahnya bermimpi menciptakan sebaik baiknya keluarga.
Membuat keluarga yang menjadi benteng untuk anggotanya, benteng yang memproduksi kasih sayang bukan barang, cinta kasih, kejujuran, sikap dan ketenangan.
Kalau anak sudah tenang, merasa memiliki pundak untuk bersandar tidak ada lagi kerisauan, arus menyimpang yang mengerikan tidak membuatnya tertarik, bahagianya sudah ada didalam rumah. Kenapa harus cari bahagia ditempat lain?
Friday, December 19, 2014
Itu dulu, kalau sekarang semua orang suka jalan-jalan.
Zaman
saya menemukan blog mengenai traveling yaitu tahun 2009. Pada saat itu saya
menemukan hifatlobrain, blog yang berisi tentang pengalaman berjalan-jalan yang
sangat menarik. Misi mereka adalah untuk menyebarkan virus kepaa masyarakat
untuk gemar berjalan-jalan. Pada tahun itu saya melihat bahwa hifatlobrain
bagaikan harta karun karena pada saat itu jalan-jalan belum menemukan rimbanya seperti saat ini.
Dahulu,
berjalan-jalan menurut saya adalah
sebuah kesempatan yang sangat mewah, tidak semua orang bisa menikmati
jalan-jalan dengan kacamata sebagai orang yang memilih unuk menikmati hidupnya
dengan cara itu. Belum banyak superhero seperti dina dua ransel, ayos
purwoadji, trinity, bondan winarno dan pahlawan-pahlawan yang suka jalan-jalan
lainya.
Saya
bukan termasuk orang yang tanggap terhadap perkembangan gaya hidup termasuk
didalamnya perkembangan gadget. Saya telat sekali menggunakan android dan
smartphone, tapi saya tahu bahwa ada satu media sosial yang bisa menjembatani
kebiasaan jalan-jalan dan makan yaitu instagram. Salah satu yang saya selsalkan
mengapa saya terlambat menggunakan android, tapi ya tidak apalah.
Pertama
kali saya membuat ig dan membuka profile teman-teman saya, saya takjub. Betapa orang-orang
yang ada disekeliling saya sangat jago mendeskripsikan tentang momen yang
dirasakan, betapa lihai mereka mengambil gambar dari momen-momen yang mereka
jalani. Hari-hari berjalan, kecanduan saya terhadap ig semakin haeri semakin
bertambah, setiap hari saya mempunyai motivasi untuk berjalan ke suatu tempat,
supaya saya bisa membagikan momen saya dan mengambil gambar yang cantik.Saat ini
banyak kritikus yang prihatin terhadap beberapa tantanan sosial yang berganti,
ya namanya juga zaman pasti ada perubahan. Yaa namanya kritikus kalau tidak
mengkritik lalau kerjanya apa. Namun memang saat ini masyarakat yang disekitar
saya sebelum makan bukan brdoa tetapi photo-photo dulu. Tiak salah.. toh manusia
yang berada jauh diseberang sana bisa ikut menikmati walaupun hanya dengan
gambar. Memang teknologi membuat semua batas dan perbedaan waktu menjadi kabur
dan bias.
Sekarang
semua orang menyebut rutinitas makan diluar dengan wisata kuliner, menyebut
kegiatan mengunjungi suatu tempat dengan istilah, travelling, touring,
backpakeran dan istilah-istilah masa kini lainya. Sepertinya manusia saat ini
sedang mereflesikan kembali bahwa disekitar sungguh ada banyak keindahan yang
perlu disyukuri. Sungguh menyenangkan, sepertinya hifatlobrain berhasil
menyebar racun untuk mengajak orang berjalan-jalan. Setiap saya buka ig pasti
ada saja foto berlatarkan pantai, foto dengan latar pegunungan, foto dengan
makanan-makanan yang aneh-aneh.Suatu saat saya melihat ig teman saya. Sepertinya
dia memilih untuk menghabiskan sebagian hidupnya untuk berjalan-jalan, banyak
saya lihat foto-foto miliknya didominasi dengan laut, pantai, berbagai gunung
dan beberapa kesenangan lainya dan hal tersebut tidak hanya terjadi pada satu
orang saja, ada banayak. Saya bersyukur, saat ini banyak orang yang sudah melek
jalan-jalan semoga hal itu bisa memberantas kekolotan yang selama ini juga
tumbuh pesat berkembang. Sambil bersyukur tetapi saya bertanya, lalu apa? Setelah
jalan-jalan berdecak kagum dengan keindahan alam, lalu apa? Saya melihat
semuanya jadi sama, jadi seragam.
Sesungguhnya
sungguh tidak adil jika saya mengenaralisir bahwa yang sama itu salah, yang
seragam itu ngga kreatif dan apalah itu. Keraguan saya diajawab oleh teman saya
sendiri lagi, ketika saya melihat masih ada orang yang menyajikan gambar selain
restoran, laut dan gunung. Ada teman saya yang bisa melihat keindahan dari
senyum seorang anak kecil yang tidak ia kenal. Ada keindahan dibalik keriuhan
kota jakarta, ada kesejukan dibalik kesederhanaan petani dan sawah hijaunya. Saya
bersyukur ada seseorang yang membuktikan bahwa dugaan saya salah. Dugaan kalau
saya dan orang-orang yang ada disekitar saya latah. Latah jalan-jalan, melihat
kegiatan tersebut keren dan menyenangkan lalu memproduksi kegiatan itu dengan
bermodalkan “terlihat keren”. Masih ada teman saya yang bisa melihat keindahan
dari kesederhanaan, kesedehanaan yang luput dari budaya yang menyeragam.
Semoga saya dan semakin banyak lagi orang diluar sana..
Memproduksi secara utuh,
jalan-jalan sebagai pembebasan diri, membuka cakrawala dan belajar bahwa diri
kita ini bukan siapa-siapa, bahwa kita belum tahu apa. Tetapi jangan nilai
keren dan simbol-simbol yan terlihatnya saja yang diproduksi. Saya juga mau
jalan-jalan. Semoga makna-makna yang ada diluar sana ikut dikunjungi, ikut
dicari. Agar seseorang memiliki alasan dalam kepergianya dan mendapatkan
sesuatu ketika dia pulang, benar-benar sesuatu, esuatu yang mengajak untuk
mencari makna lainya.
Friday, November 21, 2014
Baik-baik
Tidak ada yang akan tau bagaimana esok bukan?
Makanya jangan janji...
Coba dijalani sembari dibuktikan apa yang menjadi niatan.
Mulut manusia itu tempat yang paling kotor, ngomong bisa dibelak belok, bisa dirubah kesana kemari. Logika suka dijadikan dalih untuk pembenaran. Pada akhirnya kepentingan jadi tujuan.
Tetapi ada, manusia yang bekerja tak butuh janji, tak butuh orang lain tahu, tak butuh pahala atau dosa.
Yaa kalo mau melakukan yaa lakukan saja ngga usah dipikir ini itunya, untung ruginya. Mbok sekali- sekali mengalir... semoga jadi tau apa itu ikhlas, Biar tulus bukan hanya jadi penyanyi, tapi banyak beredar dalam kehidupan sehari hari.
Sleman, setelah nendengar temen yang galau masalah cinte dan nikah.
Makanya jangan janji...
Coba dijalani sembari dibuktikan apa yang menjadi niatan.
Mulut manusia itu tempat yang paling kotor, ngomong bisa dibelak belok, bisa dirubah kesana kemari. Logika suka dijadikan dalih untuk pembenaran. Pada akhirnya kepentingan jadi tujuan.
Tetapi ada, manusia yang bekerja tak butuh janji, tak butuh orang lain tahu, tak butuh pahala atau dosa.
Yaa kalo mau melakukan yaa lakukan saja ngga usah dipikir ini itunya, untung ruginya. Mbok sekali- sekali mengalir... semoga jadi tau apa itu ikhlas, Biar tulus bukan hanya jadi penyanyi, tapi banyak beredar dalam kehidupan sehari hari.
Sleman, setelah nendengar temen yang galau masalah cinte dan nikah.
Wednesday, November 5, 2014
Better Hope
I want to Travel
I want to learn
I want to talk like a kid (who ask and tell everything)
I want somebody who can tell and talk everything (until morning)
I want some inspiration
I want passion
I want ballance
I want moment
I want meaning
I want quiet
I will reach it even with by my self...
I want to learn
I want to talk like a kid (who ask and tell everything)
I want somebody who can tell and talk everything (until morning)
I want some inspiration
I want passion
I want ballance
I want moment
I want meaning
I want quiet
I will reach it even with by my self...
Saturday, October 11, 2014
Silahkan mencari hidupmu
kadang saya berpikir betapa hidup menjadi sederhana, menjadi ibu punya anak dan bahagia melihat segala hiruk pikuk perkembangan anak. setiap pagi menyiapkan makan untuk keluarga sore menunggu suami pulang dan siap menjadi tempat berbagi keresahan dan tenang didalamnya.
tetapi sepertinya tenang tidak begitu saja muncul. Keberadanya sangat tidak teridentifikasi ada saja faktor yang merusak kehadiranya. tenang katanya segala yang seimbang dan untuk mencapai yang seimbang bukan perkara sepele. seseorang harus jungkir balik untuk menemukanya.
saya pikir tenang juga bergantung pada siapa kita memilih untuk menghabiskan hidup, orang seperti apa yang menjadi pilihan untuk mengarungi perjalanan itu. cocok bukan soal selera. orang yang bisa saling memberikan ketenangan sudah pasti cocok. terberkati orang-orang yang dikelilingi oleh lingkaran yang membangun, karena kita bisa hidup sampai saat ini adalah bentuk dari lingkungan,
terberkati juga siapa yang memiliki penyeimbang, seakan tidak takut bilapun harus dunia kiamat.
carilah ketenang entah itu dari seseorang, kakak, sahabat, orang tua atau orang yang baru dikenal. jauhkan siapa-siapa yang hanya membuatmu semakin kerdil, jauhkan karena waktu terlalu berharga untuk coba-coba, untuk main-main. masih banyak hal penting yang harus dihiraukan daripada berkutat pada hal-hal yang merusak.
kenapa sikap itu sangat penting, karena dunia itu sangat bermacam-macam kalo saja sikap tidak punya berarti bersiap untuk terombang ambing dan tidak ada yang bertanggung jawab akan hal itu.
PS:I was like a mother who writes a message to her child .. im really upset.
Friday, August 1, 2014
Lagi Hidup
Semakin dijalani semakin tahu bahwa saya sebenernya masih belum banyak tahu.
Keseimbangan memang segalanya dan barangkali keseimbangan itu sendiri adalah tujuan dari hidup.
saya mau banyak belajar, dari mana saja dari siapa saja, Yang saya tahu hanya ketidaktahuan.
Hari ini adalah hari Jum'at, hari yang sakral dalam agama saya. Biasanya para laki-laki menjalankan ibadah sholat Jum'at yang didalamnya selalu ada ceramah jum'at. Sayup-sayup terdengar suara khatib membacakan ceramahnya, satu masjid bertumpuk dengan masjid lainya, menggelora dari suaranya, menabuh penuh semangat. Hari ini saya dapat kutipan menarik, hasil dari jelajah blog dan media sosial yang tidak tentu arah. Dari satu orang loncat ke satu lainya.Mungkin ini bisa dikatan sebagai khutbah jumat bagi saya, sebuah tulisan yang menceritakan tentang perjalanan kembali ke fitrah. Seperti biasa.. ada beberapa kutipan mnarik yang membuat hari jumat sederhana saya kali ini sedikit bermakna.
"Sejauh ini saya masih merasa bahwa hidup di dunia materi ini hanya sekali saja. Dan selama kita terjebak di sini berarti kita harus sadar dulu bahwa ini bukanlah dunia yang semestinya. Kita juga harus sadar dulu bahwa kita perlu sadar".
" Memberi manfaat tak harus selalu dengan materi dan pengetahuan, dengan membagi mood, berserah/apa adanya dan terus bersyukur dalam hati juga termasuk memberi manfaat. Alam beserta isinya tercipta apa adanya dan dalam kondisi sebaik2nya".
Keseimbangan memang segalanya dan barangkali keseimbangan itu sendiri adalah tujuan dari hidup.
saya mau banyak belajar, dari mana saja dari siapa saja, Yang saya tahu hanya ketidaktahuan.
Hari ini adalah hari Jum'at, hari yang sakral dalam agama saya. Biasanya para laki-laki menjalankan ibadah sholat Jum'at yang didalamnya selalu ada ceramah jum'at. Sayup-sayup terdengar suara khatib membacakan ceramahnya, satu masjid bertumpuk dengan masjid lainya, menggelora dari suaranya, menabuh penuh semangat. Hari ini saya dapat kutipan menarik, hasil dari jelajah blog dan media sosial yang tidak tentu arah. Dari satu orang loncat ke satu lainya.Mungkin ini bisa dikatan sebagai khutbah jumat bagi saya, sebuah tulisan yang menceritakan tentang perjalanan kembali ke fitrah. Seperti biasa.. ada beberapa kutipan mnarik yang membuat hari jumat sederhana saya kali ini sedikit bermakna.
"Sejauh ini saya masih merasa bahwa hidup di dunia materi ini hanya sekali saja. Dan selama kita terjebak di sini berarti kita harus sadar dulu bahwa ini bukanlah dunia yang semestinya. Kita juga harus sadar dulu bahwa kita perlu sadar".
" Memberi manfaat tak harus selalu dengan materi dan pengetahuan, dengan membagi mood, berserah/apa adanya dan terus bersyukur dalam hati juga termasuk memberi manfaat. Alam beserta isinya tercipta apa adanya dan dalam kondisi sebaik2nya".
Tuesday, July 22, 2014
Yang Manusia
Tubuh
Payudara
Penis
Vagina
Molek
Gagah
Bahenol
Macho
Montok
Montok
Manusia lebih dari itu..
Manusia melampauinya..
Kamu siapa?
Manusia atau hewan?
Tuesday, July 15, 2014
Abstain
Di simpang jalan itu seorang pematung
ulung terpesona pada pohon nangka besar berdaun rimbun. Berdiri kokoh di
pinggir jalan, betapapun anggun, pohon itu sering luput dari perhatian
orang-orang yang lalu lalang.
“Bagus sekali batangnya,” pikir si
pematung. “Jika kupahat jadi patung, orang tak hanya memperhatikan tapi juga
bisa memanfaatkanya sebagai tanda.”
Si Pematung pun bekerja. Ia potong
seluruh cabang dan ranting, ia sisihkan bagian pokok setinggi orang dewasa. Lalu
ia pahat pokok itu sampai terciptalah sebentuk tubuh. Perempuan telanjang. “siapapun
yang lewat tak akan menyia-nyiakan lagi keindahan ini, “ kata si pematung
sambil beranjak pergi.
Benar, Hampir semua orang yang datang
dari ketiga arah menyempatkan diri berhenti sejenak untuk memandang kagum
patung kayu itu. Tak terkecuali seorang pelukis yang sedang mencari pemandangan
indah untuk dia pindahkan keatas kanvas.
“halus sekali patung ini,” Pelukis itu
lantas menyapu seluruh permukaan kayu dengan warna kuning langsat dan
menambahkan cat yang sesuai pada beberapa bagian tubuh. “kini ia lebih
menyerupai manusia,” gumamnya sebelum melanjutkan perjalanan.
Beberapa orang sampai terkecoh. Mereka
kaget, kok ada perempuan telanjang di pinggir pertigaan. Itu melanggar norma
susila. Setelah dilihat lebih seksama, mereka sadar itu bukan manusia. Tapi, “Mirip
sekali, “ puji mereka. Seorang pengrajin satu dari yang terkecoh itu, lantas
membebatkan Kemben pada dada dan
membalutkan jarit dari pinggang sampai betisnya. Patung itu
jadi lebih tampak seperti perempuan dalam kewajaran. Makin dikagumi oleh siapa
saja yang melihatnya.
***
Syahdan, pada suatu malam bulan
purnama ada Dewa dari Khayangan sedang terbang rendah diwilayah itu. Ia pun
terperanjat menyaksikan perempuan cantik berdiri seorang diri di malam sunyi. Dengan
dada berdebar ia mendekat dan, “Ah, sialan, tertipu aku!” Pikirnya, jika ia
bisa terkelabuhi, tentu banyak manusia dungu yang menganggap patung itu
perempuan sungguhan. “kasihan patung ini. Ia tak bersalah, tetapi orang yang
terkecoh akan memaki, meski akhirnya memuji.” Lantas muncul gagasan isengnya.
Tepat pada tengah malam, ia tiupkan ruh ketubuh kayu itu
Esoknya, gegerlah seluruh desa.
Orang-orang ramai membicarakan seorang perempuan tak dikenal yang duduk
bersimpuh dan tersedu di pinggir pertigaan. Kabarnya beberapa orang telah
bertanya: siapa namanya, dari mana asalnya: namun semua pertanyaan
hanya ditanggapi dengan gelengan dan sedu-sedan. Warta tentang perempuan cantik
tapi aneh itu pun segera menjalar sampai kemana-mana. Sampai pula ke telinga Si
Pematung, Si Pelukis dan Si Pembatik
Karena penasaran ketiga seniman itu
pun datang ke pertigaan tempat mereka dulu mendapati patung kayu. Mereka menyeruak
di antara kerumunan orang. Begitu melihat perempuan dihadapanya, Si Pematung
berkata, “Ia adalah jelmaan patung yang semula berdiri di sini.” tak sulit
menyakinkan massa, sebab faktanya: patung yang dulu mereka kagumi kini tak ada,
lalu mendadak ada seorang perempuan asing yang tak tahu nama dan asal usulnya.
Banyak orang yang pernah melihat patung di tempat itu menyatakan persetujuan. “Benar,
paras dan pakainya mirip dengan patung yang dulu.”
Orang-orang pun bertanya: siapa yang
berhak mengambil perempuan itu sebagai keluarga? “Si Pematunglah yang berhak,
karena ia yang mengubah batang nangka menjadi patung perempuan.” Di depan
khalayak Si Pematung mengumumkan niatnya, akan menjadikan perempuan itu sebagai
istri dan berjanji akan setia sampai mati.
Tapi terdengar suara lain, “mestinya
yang lebih berhak itu adalah pelukis, karena dialah yang menjadikan patung itu
benar-benar mirip manusia.” Penuh semangat Si pelukis pun berjanji akan
menikahinya dan menjamin kesejahteraan hidupnya.
Segera terujar pendapat yang beda, “memang
benar Si pematung dan Si pelukis menjadikan pokok nangka itu mirip manusia,
tapi mereka membiarkanya telanjang. Maka yang paling pantas menjadi suami
perempuan itu adalah si Pembatik, karena dialah yang menjaga kehormatanya.” Merasa mendapat angin, Si pembatik tak
menyiakan kesempatan. “sebelum kuberi kain batik, ia hanyalah patung berbentuk
manusia tak beradab,” katanya. Dan ia berjanji akan menjadikan perempuan itu
istri solehah yang berbahagia dunia-akhirat.
Ada juga pendapat bahwa yang paling
berhak adalah Dewa yang memberinya nyawa. Ketiga seniman itu dinilai telah
meninggalakan karya mereka, sampai sang Dewa menghidupkanya menjadi manusia,
Tapi pendapat ini tak mendapat dukungan, sebab Dewa hanya patut disembah dan
mustahil menikah dengan manusia. Akhirnya, orang-orang sepakat bertanya kepada
si Perempuan, memberikan kebebasan padanya untuk menentukan pilihan.
***
Dalam versi aseli cerita ini, bagian
dari Serat Anglingdarma, tak
dinyatakan secara gamblang siapa akhirnya yang dipilih perempuan itu. Mungkin,
maksudnya, kitalah yang harus merenungkan: “mengapa seseorang harus memilih”
dan “apa yang telah mereka lakukan” sehingga layak dipilih.
Sebelumya, sebagai pohon nangka di
Pinggir pertigaan, ia hidup subur dan tenang. Kini, sebagai manusia, yang tak
mungkin hidup sendiri (terpisah dari manusia lain) ia berada dalam situasi
harus memilih. Orang-orang yang ingin
dipilih itu telah lebih dulu mengubah jadi dirinya. Membentuk dan mematut
fisiknya, dan hendak mengarahkan kesadarannya: sesuai dengan kepentingan mereka masing-masing.
Tindakan memilih hanya baik dilakukan
jika si subyek dalam keadaan “menjadi diri sendiri” dan bebas menentukan
pilihan. Artinya ia memang membutuhkan sesuatu dan yang dipilih musti sesuai
dengan kebutuhan itu. Penonjolan sederet
predikat dan hamburan janji tentang masa depan jelas bukan bahan “obyektif”
yang patut dijadikan pertimbangan pemilihan.
Saya bayangkan perempuan itu akhirnya “memilih
untuk tidak memilih”. Ia hanya tersdu mengenang masa lalu ketika ia hidup
tentram sebagai pohon nangka yang berdiri dengan rimbun dedaun.
Sitok Srengenge dalam
Cinta di Negeri Seribu Satu Tiran Kecil
Monday, June 30, 2014
Beirut yang Menenangkan
Pertama
kali saya diperkenalkan oleh Beirut tak lain dan tak bukan oleh kakak saya.
memang selera kami tidak jauh berbeda
bedanya selera kakak saya itu lebih luas dan dirinya lebih tau banyak, kerjaan
saya tiap liburan adalah mengupdate lagu dari koleksi –koleksi yang terus
menerus diperbarui. Perjumpaan saya dengan Beirut pada awalnya cukup datar,
saya menyukai lagu-lagunya dan hanya sampai situ. Lalu saya lupa.
Memindai
lagu dengan moda acak memang terkadang menguntukan, kita sang pendengar sering
sekali dikagetkan oleh lagu-lagu yang sebelumnya tidak menarik, lagu-lagu yang
sebelumnya tidak tersentuh, seolah-olah datang dengan keindahan yang selama ini
diabaikan. Berawal dari rutinitas membosankan saya yaitu mengerjakan skripsi
mengharuskan saya sebagai pelakunya untuk membangun emosi agar tidak bosan,
jadilah saya mengacak-ngacak daftar putar musik saya, lalu saya dikagetkan oleh
a candle fire milik Beirut, begitu megah dan indah sungguh aduhai. Saya pun tidak mengerti
mengapa pada saat lagu a candle fire milik Beirut diputar begitu menyenangkan,
hingga saya putar berulang-ulang, saya jatuh cinta pada a candle fire dan juga
pada beirut.
“Tonight we rest beside the
fire, a smile upon your face, Just don't forget a candle's fire is only just a
flame”
Saya sedikit merewind
kira-kira lagu apa lagi yang pernah saya sukai dari band ini, lalu saya
mendengar East Harlem. Saya ingat dulu kakak saya sering menyanyikan lagu ini
sambil bergitar, pada saat itu kakak saya sangat suka sampai-sampai lagu ini
terus-menerus dinyanyikan. Sampai saya ikut penasaran bagaimana lagu aslinya,
bagaimana liriknya dan ternyata sangat menenangkan . Besok ketika pulang
kerumah saya akan meminta kakak saya menyanyikan lagu ini lagi, dengan sedikit
kesempurnaan hahahahaha. “Another roses
wilts” sebuah perumpaan yang sangat
seksi, Belum lagi bait terakhir dari lagu east harlem. “ sound is the colour I know, sound is what keep me
before your eyes, oh , the sound will bring me home again”.
Lagu
bagi saya memang bukan sekedar perpaduan antara musik dan lirik. Jauh dari itu,
kekuatan yang saya rasakan akan musik adalah bagaimana membangun susasana,
dapat menceritakan emosi, menularkan kesedihan dan kebahagiaan. Ada sebuah
imajinasi yang terbangun ketika seseorang mendengarkan musik. Terkadang membawa
perasaan akan sesuatu yang dulu pernah dialami dan dirasakan. Atau seseorang
dibawa kepada masa yang sebenarnya belum pernah ia rasakan, dengan
membayangkanya saja sudah senang. Beirut sudah lebih dari sepekan saya
dengarkan dan sampai saat ini saya belum bosan. Mendengarkan lagu-lagunya
mengajak saya berjalan-jalan menuju kota-kota timur tengah lengkap dengan musim
panas dan gersang tanah khas mediterania.
Alat
musik yang dimainkan oleh Beirut cukup banyak tetapi anehnya alat musik yang
jumlahnya tidak sedikit tersebut menghasilkan sebuah harmoni yang sangat pas,
tidak berisik, membuat pendengarnya ingin menari sejenak ingin terpejam sambil
membayangkan hal-hal yang bisa membuat tersenyum. Rasanya saya ingin merebahkan
badan, melipat tangan dibelakang kepala dan sejenak memejamkan mata dan
mengikuti pikiran entah ingin berkelana kemana sambil mengembuskan nafas dengan
perlahan. Begitu menenangkan.
Terakhir saya melihat salah satu
video yang dibuat oleh Beirut, Santa Fe. Saya tidak terlalu menyukai lagunya
biasa saja tetapi videonya membuat saya jatuh cinta. Jalan cerita yang dihadirkan
sangat meminta untuk diterka-terka. Cerita berkisah tentang seorang lelaki yang
ditinggalkan oleh orang dan hewan yang disayanginya. Sejauh yang saya mengerti
lagu ini menggambarkan proses pulangnya seseorang dan rumahnya bermacam-macam
bisa agama, bisa materi dan bisa orang-orang yang terkasih. Satu yang saya suka
dari video ini terlepas dari cerita yang pernah dialami oleh banyak orang (atau minimal
dibayangkan) yaitu kehilangan, video ini memakai model yang menurut saya tidak
masuk dalam katagori cantik atau tampan yang selama ini direpresentasikan oleh
pasar hahahahaha.
Laki-laki dan perempuanya menunjukan
beberapa hal diluar standar, sedikit aneh. Ada satu keindahan dimana aktor
tidak terlalu cantik dan tampan, Mereka dikisahkan menjalankan hidup dengan
bahagia dan menciptakan momen-momenya. Kesederhanaaan disana seolah berbisik bahwa hidup tidak serumit itu.
Media saat ini sungguh sangat
berbeda. Dalam keseharian saya dicekoki bagaimana menuju kesempurnaan dan
sayangnya tujuan utamanya adalah kesempurnaan hal-hal yang tampak. Bagaimana menjadi
lebih putih, bagaimana menjadi lebih enak dipandang, Baju seperti apa yang
harus dimiliki, gaya hidup yang dilihat orang lain keren dan masih banyak lagi
dan tidak akan pernah habis
Perempuan
dan laki-laki dalam video Santa Fe, sangat biasa, menjalankan hidup dengan bahagia,
menikmati setiap momen yang dimilikinya.
Wednesday, June 11, 2014
Tersenyum
Ada seseorang yang terbangun dengan
bertanya-tanya, ada apa?
Ada seseorang yang terbangun namun
masih mengawang dalam keindahan mimpi
Ada seorang yang terbangun dan tidak
tau mau melakukan apa
Ada seseorang yang terbangun melakukan
sesuatu tetapi tidak mengetahui apa yang dilakukanya
Ada seseorang yang terbangun lalu tersenyum..
Monday, June 9, 2014
Kasmaran
Manusia memang memiliki masalahnya,
entah dengan seseorang atau tanpa seseorang. Saya baru melihat orang kasmaran
rasa senangnya menyeruak sampai-sampai saya juga ikut senang. Saya pernah ingat bahwa saya pernah sangat
marah dengan keadaan dimana saya bersama seseorang dan saya merasa seseorang
yang bersama saya itu menurut saya tidak menginginkan saya lagi. Masalah menyeruak,
setiap hari kerjaan saya hanya menghitung, menghitung keburukan yang diberikan
pada saya, sungguh lelah. Akhirnya saya liat lagi bagaimana saya kemarin,
terlalu berlebihan. Memang ada fasenya dimana kita kasmaran dan besoknya rasa
itu berkurang, lalu kembali merasakan dicintai dengan cara yang lebih
bijaksana. Karena tidak bisa semuanya dipukul rata. Saya terlalu naïf.
Teman saya lagi kasmaran sungguh
menyenangkan, semua photo diganti jadi berdua, semua profil di perbarui dengan
perasaan bahagianya.status berisi seputar bagaimana cinta dapat membuat mereka melihat dunia lebih indah, bagaimana komitmen mereka untuk menjemput rasa kasih yang lebih dalam. Sepertinya semua orang ingin diberi tahu bahwa dirinya
sedang bahagia. Baiklah hal itu sungguh mengasyikan. Tapi memang menurut saya
belum ada perasaan bahagia yang mengalahkan perasaan menyayangi dan mencintai yang berbalas. Hal
itu mungkin yang melahirkan idiom ‘tai kucing bisa menjelma rasa cokelat’.
Ada rasa bahagia tentu ada juga rasa
sedih. Teman saya satu ada yang kasmaran satu lagi ada yang sedih, baru saja teman saya ini memutuskan untuk mengakhiri hubunganya, sayang sekali. Dinamika
yang mereka ciptakan selama ini yang menurut saya serupa dengan harmoni
mendadak berubah. Satu teman saya menunjukan betapa sedih dengan berakhirnya
hubungan satu lagi mungkin menyembunyikan dan berusaha mengalihkan hidupnya. Masing-masing
mempunyai argumenya dan seringnya saya lihat dalam pertengkaran pemain
didalamnya beristirahat pada rasa saling menyalahkan, saling hitung, saling
bebat dan akhirnya saling membenci. Tetapi kalau fase itu sudah lewat bukankah akan
ada kasmaran-kasmaran berikutnya?
Tapi saya tetap sedih kalo
membayangkan bagaimana perpisahan itu terjadi, tapi semoga saya tidak menjadi
bagian orang yang takut akan berpisah. Kadang manusia memang harus melepaskan
dan mempersilahkan kebaikan baru untuk datang. Semoga dari situ selalu ada
pelajaran. Ada temen saya berucap, teduh sekali, “kalo bergantung sama orang
semuanya bakal pergi du, bergantung sama tuhan aja, berharap sama tuhan aja”. Mungkin
merasakan jatuh cinta itu memang sebuah berkah tapi berharap cinta jauh dari rasa sakit itu ilusi menurut saya. Kalo kata sitok cinta itu setapak sama belati, tetapi
kenapa orang rela tersayat-sayat belati, rela terluka, jatuh bangun. Cinta
memang begitu membahagiakan sampai-samapi orang rela menunggu, rela menahan
sakit, rela berkorban, karena mungkin bahagianya cinta itu bisa menyeruak
kemana-mana, orang lain aja yang melihat bisa senang, apalagi yang merasakan?
Teruslah jatuh cinta kawan-kawan baik dengan yang ada atau yang baru. People so tired, multilated, either by love or no love.
Saturday, June 7, 2014
Monday, June 2, 2014
Saturday, May 31, 2014
Sebuah Fase
"Listen to yourself and in that quietude you might hear the voice of God." Maya Angelou
Jika masih berkenan, Mari dimaknai bersama.
Jika masih berkenan, Mari dimaknai bersama.
Bila belum sampai pada tahap itu mari diusahakan.
waktu sesungguhnya yang akan sebenar-benarnya menguji.
siapa yang bertahan siapa yang menyerah.
sering juga tetapi ditemui, mereka yang bisa berdamai dengan waktu
tetapi tidak dengan hati mereka.
lalu sebenarnya apa inti dari semua ini?
apakah hanya berpikir positif?
sampai sejauh mana pikiran itu mampu bertahan
diterjang oleh realitas yang sangat multi tafsir dan terkadang memuakan.
sampai pada akhirnya tiba pada sebuah kesadaran
kesadaran baru yang menerangkan layaknya matahari dikala pagi
atau kesadaran yang membuat tahu bahwa keyakinan itu akan selau ada dan membuatnya semakin kuat.
aku menyebut hal itu sebuah fase.
Thursday, April 24, 2014
Ketiadaan
Semua menyenangkan sampai pada akhirnya semua saling
menyalahkan. Saat masalah datang salah satu kesalahan yang bisa dilakukan
adalah mencari pembenaran. Baik dan buruk adalah satu entitas sama yang
terangkum dalam dua wujud terpisah. Keburukan memang ada dimana-mana bahnkan
didalam kebaikan itu sendiri. Kebaikan juga bertebaran dimana-mana juga didalam
kejelekan itu sendiri. "Hidup itu memang menyedihkan dan serius. Kita
dibiarkan memasuki dunia yang indah, bertemu satu sama lain disini, saling menyapa
dan berkelana bersama untuk sejenak. Lalu, kita saling kehilangan dan lenyap
dengan cara yang sama mendadaknya dan sama tidak masuk akalnya seperti ketika
kita datang." “Begitu dia berkonsentrasi pada kehidupannya sekarang,
pikiran tentang kematian pun memasuki benaknya. Hal yang sama terjadi
sebaliknya: hanya dengan membangkitkan perasaan mendalam bahwa suatu hari orang
pasti mati, maka dia dapat menghargai betapa senangnya dia bisa hidup. Kamu
tidak dapat merasakan hidup tanpa menyadari bahwa kamu nantinya harus mati,
pikirnya. Namun, sama mustahilnya bagi kita untuk menyadari bahwa kita harus
mati tanpa memikirkan betapa menakjubkannya hidup itu.”
Dunia Sophie, Jostein Gaarder.
Wednesday, April 23, 2014
Masih Rindu
Saya masih rindu rumah dengan
segala aktivitasnya dengan segala jajananya dan saya masih rindu kakak saya. saya
mendefinisikan kita ini adalah satu orang dalam dua tubuh dan beda kelamin.
Kemarin saat saya pulang pada suatu malam saya berkata kepada kakak saya: “kak
punya lagu yang tentang pulang-pulang gitu nggak?, aku pengen nulis tentang
pulang yang dalem gitu kak, masa nggak punya, pasti punya” dengan nada sedikit
memaksa. Kakak saya menjawab: “nggak ada de!” nadanya malas . Percakapan pun
berhenti sampai disitu.
Saat ini saya sudah kembali
merantau, tidak sengaja saya lihat di media sosial, sesuatu yang rasanya
tidak pernah saya tulis.
“Having
somewhere to go is home.. Having someone to love is family.. Having both is a
blessing.. Happy holiday!”
Ternyata itu tulisan kakak saya,
entah walaupun tulisanya sepele saya kok jadi mendadak melankolis. Kata-kata
tersebut cenderung sederhana tapi kalo saya mengulang bagaimana saya dirumah
kemarin rasa-rasanya kata-kata itu sungguh bermakna. Senang rasanya bisa
melihat keluarga baru yaitu keponakan yang sangat lucu, bagaimana ibu saya
berusaha merayakan keberadaan saya dirumah, makan mie rebus ala bapak, minum
kopi bapak sambil nyelup pake roti, tidur dan menceritakan semuanya pada ibu
dan puncak kesenanganya adalah ketika kami bersam-sama menonton televisi,
kami tertawa bersama. Tumben ibu tidak
tidur dan kebetulan juga bapak mau nonton acara selain berita. Rumah akan
selalu menjadi tempat tujuan dimana didalamnya dapat ditemukan banyak cinta.
Sunday, April 13, 2014
Apa boleh kita menjadi teman?
Kalau kau tidak membenciku berarti kau manusia super
dewa
Sengaja aku beri tahu dari awal, pun aku masih
bimbang
Siapa yang tidak mau, diberi kasih, disayang-sayang?
Tapi aku yakin saja tidak membiarkan itu berjalan
terlalu jauh dibalik keraguanku
Adalah bagian dari menghargai kebaikanmu
Menyenangkan bisa mengenal dirimu dan semua
kebaikanmu
Dirimu adalah orang pertama yang mau melihat aku
dengan cara yang berbeda
Itu sangat menyenangkan.
Tapi tidakah
ada yang lebih kejam dari membohongi diri sendiri?
Aku tidak mau takabur, masih ada hari esok
Aku tidak pernah mau berpikir bagaimana esok.
Aku ingin mengikuti dimana kebahagiaan
Kita ini sangat ditakdirkan untuk bertemu tetapi
belum jika untuk bersatu
Aku ingin mengenalmu, jauh kedalam sana, menemukan
sebagianya diriku
Tapi jangan lupa, kita perlu waktu.
Biarlah niat baik ini tuhan yang catat.
Kita sebagai manusia hanya bisa menjalankan dan
merasakan
Dimanakah kebahagian itu akan bermuara.
Salam
Temanmu selamanya
28 desember, Setelah dari Parsley
Friday, March 28, 2014
Pada Akhirnya
Tidak
ada yang bisa menilai manusia itu bagaimana, terlepas baik buruk masih ada
sesuatu yang tersembunyi didalam hati, jauh sebelum seseorang tersebut
berkehndak melakukanya. Buat saya memilih bukan sesuatu yang bijak sampai
saat ini karena didalamnya banyak sekali ketidakadilan. Hasilnya adalah
keambiguan.
Pada
hari ini saya mendapati sebuah keanehan sekaligus berkah, bahwa saya bisa
melihat matahari bersinar setelah sekilan lama. Saya melaksanakan aktivitas
aneh juga (bagi saya) yaitu sholat pagi, didalamnya saya diberi ketenangan dan
keyakinan. Pada satu titik manusia harusnya menyerahkan
segalanya kepada yang maha segala-galanya.
Ketenangan
saya berasal dari sebuah proses pulang dimana tuhan selalu punya cara membuat
manusianya kembali padanya. Terkadang menggelitik-gelitik sampai pada
keusilan-keusilan yang membuat manusianya panik dan mengutuk kesana kemari.
Pada pagi ini saya rasa tuhan sedang menggelitik saya, saya pun sedih tapi pada
akhirnya tertawa. Tuhan seolah berkata pada saya:
“selalu ada manusia bukan hanya sekedar
makhluk-makluk yang mengkatagorikan dirinya sebagai perempuan dan laki-laki”
Tuesday, February 25, 2014
Dunia terlalu luas untuk dibatasi
Dunia terlalu luas untuk dibatasi, Jika
hanya imaji yang ada dalam hidup maka cobalah untuk beranjak.
Aku takut terlalu sibuk untuk membuat
semuanya menjadi rumit. Katanya hidup itu penuh dengan kontruksi padahal yang
barusan aku dengar juga kontruksi. Katanya banyak sekali
permasalahan-permasalahan yang dialami, yang sangat susah untuk diperdebatkan. Jika didalamnya terdapat kesedihan maka
berusalah untuk menjauh. Kebahagian adalah tujuan bukan yang lain.
Tolong, jangan sampai waktu berjalan
sesuai dengan tugasnya, membelenggu manusia-manusia yang ada di dalamnya
terkejar, tersengal sengal.
Bahagia itu memang memiliki definisinya,
namun dirimu juga berhak menentukanya. Bahagia yang banyak orang bicarakan
tidak lain dan tidak bukan adalah menghabiskan waktunya bersama katagori yang
dibuatnya sendiri. Lagi- lagi urusanya dengan waktu. Seberapa kejamkah ia
sehingga semuanya harus berkorelasi dengan peraturan-peraturan yang dibuatnya.
Sebuah pertemuan adalah awal dari
kehidupan. Jangan pernah menyesali jangan terlalu lama menghamba pada masa
silam. Ciptakan kehidupan- kehidupan selanjutnya, agar batas-batas yang luas
tadi bisa sedikit demi sedikit terabaikan.
Rumusnya sederhana lakukanlah hal-hal
yang menyenangkan lebih banyak lagi, maka bahagimu akan didapat.
Sebentar.. memang bahagia itu yang
seperti apa?
Subscribe to:
Posts (Atom)