Saya masih rindu rumah dengan
segala aktivitasnya dengan segala jajananya dan saya masih rindu kakak saya. saya
mendefinisikan kita ini adalah satu orang dalam dua tubuh dan beda kelamin.
Kemarin saat saya pulang pada suatu malam saya berkata kepada kakak saya: “kak
punya lagu yang tentang pulang-pulang gitu nggak?, aku pengen nulis tentang
pulang yang dalem gitu kak, masa nggak punya, pasti punya” dengan nada sedikit
memaksa. Kakak saya menjawab: “nggak ada de!” nadanya malas . Percakapan pun
berhenti sampai disitu.
Saat ini saya sudah kembali
merantau, tidak sengaja saya lihat di media sosial, sesuatu yang rasanya
tidak pernah saya tulis.
“Having
somewhere to go is home.. Having someone to love is family.. Having both is a
blessing.. Happy holiday!”
Ternyata itu tulisan kakak saya,
entah walaupun tulisanya sepele saya kok jadi mendadak melankolis. Kata-kata
tersebut cenderung sederhana tapi kalo saya mengulang bagaimana saya dirumah
kemarin rasa-rasanya kata-kata itu sungguh bermakna. Senang rasanya bisa
melihat keluarga baru yaitu keponakan yang sangat lucu, bagaimana ibu saya
berusaha merayakan keberadaan saya dirumah, makan mie rebus ala bapak, minum
kopi bapak sambil nyelup pake roti, tidur dan menceritakan semuanya pada ibu
dan puncak kesenanganya adalah ketika kami bersam-sama menonton televisi,
kami tertawa bersama. Tumben ibu tidak
tidur dan kebetulan juga bapak mau nonton acara selain berita. Rumah akan
selalu menjadi tempat tujuan dimana didalamnya dapat ditemukan banyak cinta.
No comments:
Post a Comment