Sekali-kali aku mau menulis
tentang rasa sakit, galau kalau orang-orang menyebutnya sekarang. Aku
sering merasakan sakit tapi aku lebih memilih menguburnya atau pura-pura
lupa padahal selalu terngiang. Aku ini orang yang cengeng sangat cengeng, bisa
menangis mendengar lagu-lagu bernada sendu, sering menangis ketika seseorang
menceritakan kepahitan, sering menangis karena takut kehilangan orang-orang
yang disayang dan masih banyak tangisan-tangisan lainya. Aku baru saja
bersedih. Beberapa hari yang lalu aku merasakan hal yang aneh dengan beberapa
teman. Pada awalnya aku memilih diam walaupun aku tau tentu ada yang salah.
Kala itu aku berpikir manusia memang tempatnya salah, salah itu wajar dan
aku berencana bertingkah biasa-biasa saja dan menganggap lupa. Ternyata tidak
bisa, aku merasa geraku menjadi sangat terbatas, aku malas sekali menatap
matanya karena pada saat itu aku sedang membencinya. Begitu juga dengan temanku
yang satunya, orang ini susah sekali menatapku, terlihat ada amarah dan
kebencian yang coba disembunyikan barangkali dia sedang membenciku.
Aku tidak tahan pada kondisi
ini, aku tidak mau hal ini menjadi semakin larut, bisa saja penyakit susah
tidur dan tidak fokus menjalankan tugas yang aku derita disebabkan oleh hal
ini, aku tidak mau. Baik, orang pertama aku coba sms dan aku memulai percakapan
dengan meminta maaf dan mengutarakan hal yang menurutku mengganjal
ditutup dengan permintaan maaf lagi lalu selesai. Orang kedua: Aku meminta maaf
dan percakapan mengalir dan melebar kesana sini. Disatu sisi aku melihat ada
kemarahan yang besar dengan alasan yang menurutku susah sekali dicerna. Aku
sedih karena seketika aku sadar bahwa dia bukanlah orang yang suka
memberi tau ketika dirinya tersakiti. Pertayaanya lalu muncul,
jangan-jangan selama ini aku telah menyakitinya dan baru sadar setelah sekian
lama? Jangan-jangan selama ini aku banyak bertinteraksi dengan dirinya semuanya
mengandung luka, luka yang bertumpuk dan semakin meradang?, Jangan jangan dan
jangan jangan.
***
Hei teman minum susu, bagaimanapun
kamu adalah orang yang paling baik. Disaat membencipun kamu bisa-bisanya
berkelakuan manis dan bersikap baik. Kamu boleh memukul ku jika memang bisa
meredakan kebencian itu tapi tolong jangan diam. Diam mungkin bisa membuatmu
lupa pada saat itu tapi luka itu tertumpuk dibelakang dan menjadi amarah yang
besar. Aku tau kenapa kamu semakin kurus (komentar banyak orang tentang
dirimu)? karena kamu memikul semuanya. Aku tahu ada beberapa masalah besar yang
sedang kamu hadapi. Kemarin kamu bercerita tentang betapa usahamu saat
ini dalam menghimpun tenaga, pikiran dan kesabaran untuk menghadapi masalah
itu. Ditambah lagi luka-luka yang tidak bisa kamu toleransi sehingga membekas
dan menambah bebanmu.
Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi,
aku mencoba tidak bersembunyi dan menghadapi masalah itu dan ternyata rasanya
tidak begitu enak namun mau apa lagi yang seperti itulah yang sehat. Aku minta
maaf sedalam-dalamnya hatiku, tidak ada maksud apa-apa. Bahkan kesalahan yang
sangat melukai hatimu itu aku lakukan dalam rangka mekroscek keadaanmu dengan
masalahmu, tidak ada niat apa-apa. Semuanya kusimpan dengan baik, ku kunci
dengan rapi, begitu juga dengan rahasiamu. Tidak perlu kau menghawatirkan
apapun, semua orang memiliki masalahnya masing-masing. Memaafkan kejadian kecil
yang ada disekitar kehidupanmu merupakan salah satu cara mengurangi masalah.
Sepertinya aku juga terlalu larut dalam kehidupanmu dan masalah-masalahmu.
Padahal tidak semuanya aku mengerti, aku ini siapa? Juru selamat?.
Teman minum susu, janganlah kau simpan
semua masalah yang berkeliaran disekitarmu. Jika kau tidak bisa menerima maka
katakanlah jika tidak maka lupakan, jangan diingat-ingat jangan pula dipelihara
nanti kamu tambah kurus.
Ayok kita minum susu lagi…
No comments:
Post a Comment